Pages

Selasa, 30 April 2013

Demokrasi Terpimpin, Orde Baru, dan Reformasi

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966. Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila. Situasi internasional kala itu masih diliputi konflik perang dingin. Situasi politik dan keamanan dalam negeri kacau dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia dihadapkan pada pilihan yang sulit, memberikan sandang dan pangan kepada rakyat atau mengedepankan kepentingan strategi dan politik di arena internasional seperti yang dilakukan oleh Soekarno.

Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, kini Orde Reformasi, jika boleh dikatakan demikian, merupakan orde yang juga berupaya mengoreksi penyelewengan yang dilakukan oleh Orde Baru. Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas untuk berserikat dan berkumpul dengan mendirikan partai politik, LSM, dan lain-lain. Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba. Namun, sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan dan kebijakan kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara, bersikap, dan bertindak amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di sisi lain justru menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat beragama, antar kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. Kriminalitas meningkat dan pengerahan masa menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan kekerasan.

Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama:

a. Masa demokrasi Liberal 1950-1959. Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan: Dominannya partai politik; Landasan sosial ekonomi yang masih lemah; Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.

b. Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959: Bubarkan konstituante; Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950; Pembentukan MPRS dan DPAS

b.Masa demokrasi Terpimpin 1959-1966. Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri: Dominasi Presiden; Terbatasnya peran partai politik; Berkembangnya pengaruh PKI; Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain: Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR; Jaminan HAM lemah; Terjadi sentralisasi kekuasaan; Terbatasnya peranan pers; Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur). Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.



Pemahaman tentang orde lama,orde baru,dan masa reformasi:

orde lama : sebutan bagi masa pemerintahan presiden Soekarno (sebutan ini muncul tentunya pasca pemerintahannya).

orde baru : sebutan bagi masa pemerintahan presiden Suharto (sebutan ini muncul untuk membedakan dengan pemerintahan sebelumnya yaitu masa presiden Soekarno).pemerintahan orde lama berakhir setelah keluar Surat Perintah Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan Ketetapan MPRS No.IX/MPRS/1966.dengan inilah maka demokrasi pancasila telah digunakan pada era orde baru

Masa reformasi : Kekuasaan orde baru sampai tahun 1998 dalam ketatanegaraan Indonesia tidak mengamalkan nilai-nilai demokrasi sebagaimana yang terkandung dalam pancasila dan UUD 1945.

Gerakan Reformasi telah membawa perubahan-perubahan dalam bidang politik dan usaha penegakan kedaulatan rakyat,serta meningkatkan peran serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam kehidupan politik .

Jadi, meskipun bangsa Indonesia telah berganti-ganti system demokrasi dan pemerintahan ,namun pada akhirnya hingga sekarang system demokrasi yang digunakan adalah system demokrasi Pancasila.

demokrasi terpimpin: istilah yang dipopulerkan saat masa pemerintahan presiden Soekarno,tepatnya setelah dekrit presiden 1959 kembali ke UUD 1945.

demikian semoga memuaskan.

Istilah Orde Lama sebenarnya diciptakan oleh pemerintahan Suharto yang menamakan diri sebagai Orde Baru.

Jadi pemerintahan sebelum era Suharto pada tahun 1966 disebut Orde Lama, dimana selalu dicitrakan kondisi yang kurang baik.

Padahal kondisi yang sesungguhnya tidak selalu demikian. Bukankan kemerdekaan Indonesia terjadi pada masa sebelum Orde Baru.

Memang dalam periode sebelum th. 1966, negara Indonesia adalah negara baru yang sedang mencari bentuk jati dirinya, sehingga sering terjadi pergolakan, pemberontakan. Dengan demikian pemerintahan dengan demokrasi terpimpin nampaknya merupakan alternatif paling tepat.

Kebijakan Pemerintah

Sejak pemerintahan orde lama hingga orde reformasi kini, kewenangan menjalankan anggaran negara tetap ada pada Presiden (masing-masing melahirkan individu atau pemimpin yang sangat kuat dalam setiap periode pemerintahan sehingga menjadikan mereka seperti “manusia setengah dewa”). Namun tiap-tiap masa pemerintahan mempunyai cirinya masing-masing dalam menjalankan arah kebijakan anggaran negara. Hal ini dikarenakan untuk disesuaikan dengan kondisi: stabilitas politik, tingkat ekonomi masyarakat, serta keamanan dan ketertiban.

Sistem pemerintahan

Orde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada politik,semua proyek diserahkan kepada pemerintah, sentralistik,demokrasi Terpimpin, sekularisme.
Orde baru : kebijakan masih pada pemerintah, namun sektor ekonomi sudah diserahkan ke swasta/asing, fokus pada pembangunan ekonomi, sentralistik, demokrasi Pancasila, kapitalisme.

Soeharto dan Orde Baru tidak bisa dipisahkan. Sebab, Soeharto melahirkan Orde Baru dan Orde Baru merupakan sistem kekuasaan yang menopang pemerintahan Soeharto selama lebih dari tiga dekade. Betulkah Orde Baru telah berakhir? Kita masih menyaksikan praktik-praktik nilai Orde Baru hari ini masih menjadi karakter dan tabiat politik di negeri ini. Kita masih menyaksikan koruptor masih bercokol di negeri ini. Perbedaan Orde Baru dan Orde Reformasi secara kultural dan substansi semakin kabur. Mengapa semua ini terjadi? Salah satu jawabannya, bangsa ini tidak pernah membuat garis demarkasi yang jelas terhadap Orde Baru. Tonggak awal reformasi 11 tahun lalu yang diharapkan bisa menarik garis demarkasi kekuatan lama yang korup dan otoriter dengan kekuatan baru yang ingin melakukan perubahan justru “terbelenggu” oleh faktor kekuasaan.Sistem politik otoriter (partisipasi masyarakat sangat minimal) pada masa orba terdapat instrumen-instrumen pengendali seperti pembatasan ruang gerak pers, pewadahunggalan organisasi profesi, pembatasan partai poltik, kekuasaan militer untuk memasuki wilayah-wilayah sipil, dll.

Orde reformasi : pemerintahan tidak punya kebijakan (menuruti alur parpol di DPR), pemerintahan lemah, dan muncul otonomi daerah yang kebablasan, demokrasi Liberal (neoliberaliseme), tidak jelas apa orientasinya dan mau dibawa kemana bangsa ini.

DENGAN Dekrit 5 Juli 1959, Soekarno membubarkan Konstituante yang bertugas merancang UUD baru bagi Indonesia, serta memulai periode yang dalam sejarah politik kita disebut sebagai “Demokrasi Terpimpin”. Peristiwa ini sangat penting, bukan saja karena menandai berakhirnya eksperimen bangsa Indonesia dengan sistem demokrasi yang liberal, tetapi juga tindakan Soekarno tersebut memberikan landasan awal bagi sistem politik yang justru kemudian dibangun dan dikembangkan pada masa Orde Baru.

Namun, di balik kesan kuat adanya keterputusan antara “Orde Lama” dan “Orde Baru”, terdapat pula beberapa kontinuitas yang cukup penting. Pertama, dua-duanya sangat anti terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan disintegrasi teritorial Indonesia, dua-duanya dapat dikatakan sangat “nasionalis” dalam hal itu. Dengan demikian, baik Soekarno maupun Soeharto amat mementingkan retorika “persatuan” dan “kesatuan”. Bahkan, sejak 1956, Soekarno sudah menuduh partai politik di Indonesia pada waktu itu sebagai biang keladi terpecah-belahnya bangsa, dan sempat mengajak rakyat untuk “mengubur” partai-partai tersebut dalam sebuah pidato yang amat terkenal.

sumber : http://rachmaferdiana.wordpress.com/2012/07/05/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-pada-masa-orde-lamaorde-barudan-masa-reformasi/

thanks for reading . hope usefull :) leave comments :D

Ringkasan Materi "Zaman Kemerekaan (1945-1949)"

MASA PERANG KEMERDEKAAN 1945-1949

1. PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

Setelah terjadi perdebatan antara golongan muda dan golongan tua maka diambillah putusan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI pada tangagal 17 Agustus 1945 dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan karena pernyerahan kekuasaan Jepang kepada sekutu tangagl 14 Agustus 1945

2. TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

Sidang Proklamasi yang dibuat oleh Soekarno setelah mendapat masukan dari para tokoh yang menghadiri pertemuan di tumah Laksamana Media di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta kemudian diketik oleh Sayuti Malik

3. MEJA KURSI DAN PERALATAN MINUM BUNG KARNO

Sidang tanggal 16 Agustus 1945, golongan pemuda di bawah Sukarni dan Cherul Saleh mengadakan rapat yang memutuskan untuk menyingkirkan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, sebuah tempat basis PETA bersenjata yang penduduknya anti Jepang dan propersatuan kekuasaan. Peralatan ini dipergunakan oleh Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sewaktu di Rengasdengklok, Kerawang, Jawa Barat.

4. BUNG TOMO

Bung Tomo lahir di Surabaya pada tanggal 2 Oktober 1920 Sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo mendirikan radio Pemberontak dan bersama dengan teman-temannya mendirikan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). Pada tanggal 10 Nopember 1945 Bung Tomo Membakar semangat arek-arek Surabaya untuk berjuang melawan sekutu melalui Corong RRI Surabaya sehingga rakyat bertempur sampai titik darah penghabisan. Karier terakhir di TNI AD adalah Mayor Jenderal. Pada tahun 1955 Beliau menjabat sebagai Menteri Urusan Pejuang pada Kabinet Burhanudin Harahap.

Wafat di Arafah arab Saudi saat menunaikan ibadah haji. Kemudian pada tanggal 3 Februari 1983 jenazah dipindahkan ke Pemakaman Ngagel Surabaya Jawa Timur dengan upacara kebesaran militer Irup Menteri Kesra Surono.

5. PERTEMPURAN SURABAYA

Pada tanggal 9 Nopember 1945 berkaitan dengan wafatnya Brigjen Malaby maka Sekutu mengeluarkan ultimatum bahwa setiap pejuang yang membawa senjata harus lapor dan menyerhakan senjatanya ditempat yang ditentukan. Hal tersebut oleh pemuda Surabaya dianggap sebagai suatu penghinaan sehingga ultimatum tidak hiraukannya. Akhirnya meletuslah Pertempuran 10 Nopember 1945 yang membawa korban beribu-ribu pejuang Surabaya. Pemerintah kemudian menetapkan 10 Nopember sebagai hari Pahlawan

6. BANDUNG LAUTAN API

Atas ijin pemerintahan RI Tentara Belanda masuk kota Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. selanjutnya pada tanggal 23 Oktober 1945 Belanda mengultimatum pejuang RI agar Bandung Utara dikosongkan keluar kota kurang lebih 11 km. Akhirnya pejuang kesal dan meninggalkan kota Bandung Utara dengan terlebih dahulu membumihanguskannya pada tanggal 3 Nopember 1945 supaya tidak dimanfaatkan Belanda. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan nama Bandung Lautan Api.

7. LAMPUNG GANTUNG

Lampung gantung ini dipakai sebagi alat penerangan di rumah bapak Mertonggolo di Dusun Kajor, Selopamioro, Imogiri, Bantul pada masa revolusi. Dirumah tersebut kegiatan pembuatan (pencetakan) ORI atau Oeang Republik Indonesia khsusnya dalam pembuatan nomor seri berlangsung.

8. PELANTIKAN DEWAN KELASKARAN PUSAT

Rakyat yang tidak masuk dalam TKR berjuang melalui badan-badan kelaskaran dan organisasi-organisasi perjuangan yang lain. Sebagai wadah koordinasi laskar-laskar perjuangan kemudian dibentuk Dewan Kelaskaran Pusat yang dilantik oleh Jenderal Soedirman di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1946. Sebagai pimpinan Dewan Kelasakaran pusat Jenderal Soedirman saat acara pelantikan pimpinan Dewan Kelaskaran Pusat pada tanggal 12 November 1946 di Yogyakarta.

9. PIMPINAN DEWAN KELASKAARN PUSAT

Para pimpinan Dewan Kelaskaran Pusat dilantik oleh Pangsar Jenderal Soedirman tanggal 12 Nopember 1946 di Yogyakarta. Tampak para pemimpin Kelaskaran yang tergabung dalam Dewan Kelaskaran Pusat sedang berkumpul bersama untuk mengadakan koordinasi setelah menerima amanat dari Pangsar Soedirman.

10. RADIO PERJUANGAN

Radio Perjuagnan sangat berperan sekali di masa revolusi fisik 1945-1949 karena dipergunakan untuk menyiarkan berita-berita kepada pejuang dan dunia internasional agar memberikan dukungan kepada Republik..

11. LASKAR PUTERI

Pada masa perjuangan mempertahankan kamerdekaan Indonesia 1945-1949 Pemudi tidak ketinggalan dalam tugas suci berperang terhadap Belanda dengan membentuk Laskar Puteri meeka mendapat pendidikan kemiliteran dan cara menggunakan senjata. Salahsatunya adalah Laskar Puteri Solo dibawah Sudiyem serta wakilnya Sayem.

12. LASKAR PUTERI ACEH

Munculnya Badan-Badan Kelaskaran di kalanga puteri juga terjadi di Aceh. Pejuang puteri Aceh membentuk Laskar Peucet aren.

13. KEGIATAN LASKAR PUTERI DI FRONT

Para pemuda puteri tdak ketinggalan dalam mandarma baktnya dalam perjuangannya bagi Indonesia. Melalui masuk dalam anggota kelaskaran mereka turut berjuang digaris depan mupun garis belakang.

14. PELEBURAN LASKAR KE DALAM TNI

Dalam rangka menciptakan suatu barisan pertahanan yang kokoh sentosa, dipandang perlu untuk mempersatukan lascar-laskar perjuangan kedalam tubuh TNI. Maka pada tanggal 3 Juli 1947 segenap badan kelaskaran, baik ynag yang bergabung di Biro Perjuangan maupun yang tidak, mulai saat itu dimasukkan serentak dalam wadah Tentara Nasional Indonesia (TNI).

15. PERALATAN PMI

Walaupun dengan peralatan yang sederhana, namun Palang Merah Indonesia pada masa revolusi fisik memiliki andil yang besar dalam upaya menyelamatkan korba-korban perang baik dari kalangan pejuang maupun dari kalangan masyarakat umum.

16. FOTO KEGIATAN PMI

PMI yang dibantuk pada 17 September 1945. pada tanggal 17 September 1945 kepengurusannya dilengkapi dengan ketua Drs. Moh. Hatta serta ketua pengurus harian Dr. Bungram Martoatmojo.

17. PENGANGKUTAN APWI

Pada tanggal 23 April 1946, Jendral Mayor Sudibyo dan Komodor Suryadi Suryadarma ke Jakarta menghadiri perundingan terakhir tentang pelaksanaan pemulangan tentara Jepang dan pemndahan internian (APWI). Untuk para tawanan Jepang dikumpulkan di Pasuruan dan selanjutnya dipuangkan di Negara asalnya. Pengankutan tersebut dilaksanakan pada tanggal 24 April 1946 dilakukan dengan menggunakan pesawat Dakota dari lapangan terbang Panasan Surakarta dilaksanakan oleh angkatan udara dengan selamat.

18. PEMIMPIN TNI PENGAWAL APWI

Pada tanggal 23 April 1946, Jendral Mayor Sudibyo dan Komodor Suryadi Syuradarma ke Jakarta menghadiri pelaksanaan pemulangan tawanan perang Jepang dan pemindahan interien (APWI). Pengangkutan tersebut dilaksanakan 24 April 1946.

19. SENAPAN LANTAKAN

Senapan ini degunakan pada perang gerilya di Gunung Kidul oleh kesatuan kepolisian Gunung Kidul pada tahun 1948-1949.

20. SENJATA DEMAK IJO

Dalam rangka memenuhi persejataan bagi pejuang Indonesia maka berdirilah Pabrik Senjata Demak Ijo di Yogyakarta dwnga menggunakan bahan sederhana seperti bekas tiang telepon, tiang listrik yang kemudian disulap menjdi senjata. Pabrik ini dipimpin oleh Mayor Aryo Damar, laboratorium dibawah Letnan Barnas dibantu oleh Ir. Yohanes.

21. BARISAN BAMU RUNCING KALISOSOK SURABAYA

Mempertahankan kemerdekaan bukan hanya milik para tentara saja, melainkan seluruh bangsa Indonesia. Para narapidana pun diterjunkan dimedan pertempuran demi mempertahankan tanah airnya, salah satunya adalah barisan bamboo runcing kali sosok Surabaya yang siap mengusir Belanda dar Surabaya.

22. TNI MENGADAKAN PEMBERSIHAN PKI MADIUN

Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun meletus pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) tang dipimpin oleh Muso. Menghadapi ini TNI segera bertindak. Di bawah komando Gubernur Militer Semarang, Pati, Madiun Kolonel Gatot Subroto TNI segera mengadakan pembersihan terhadap pemberontak PKI. Gerombolan sisa-sisa PKI dibasmi habis oleh TNI. Pengejaran sisa-sisa PKI Madiun terakhir terjadi di Gunung Lawu.

23. PERUNDINGAN KTN

Pada tanggal 13 Januari 1948 diselenggarakan di Kaliurang yang kemudian terkenal dengan nama Konferensi Kaliurang. Dalam Konferensi tersebut berhasil merumuskan sebuah notulen yang terkenal dengan “Notulen Kaliurang”. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuin. Hadir juga Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Pangsar Soedirman, Kolonel Tahi Bonar Simatupang, para menteri anggota delegasi Renville dan anggota komisi teknis serta pimpinan-pimpinan partai. Pihak Belanda mengirim dua orang wakilnya yaitu JHR. Van Vreedenvurg dan Letnan Kolonel Pereire dari General Staf Belanda. Dari KTN dipimpin oleh Frank Graham.

24. PERJANJIAN RENVILLE

Pada tanggal 8 Desember 1947 dimulai perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda yang berlangsung di atas geladak kapal perang Angkatan Laut Amerika USS Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan tersebut berakhir pada tanggal 17 Januari 1948 dengan penandatanganan oleh Mr. Amir Sjarifudin sebagai wakil delegasi Republik Indonesia dan Mr. Abdul Kadir Wiryoadmojo sebagai wakil delegasi Belanda. Dari hasil perundingan tersebut makin sempitlah wilayah Republik Indonesia yang hanya meliputi Jawa (Yogyakarta) dan Sumatra sebagian, sehingga banyak menimbulkan pendapat yang pro dan kontra tentang masalah ini. Kapal Renville yang merupakan tempat penyelenggaraan Perundingan Renville yang berakhir pada tanggal 17 Januari 1948.

25. TOPI BAJA DAN REPLIKA GRANAT

Para pejuang menggunakan senjata yang agak modern hanya berasal dari senjata sitaan atau temuan dari tentara Belanda, Jepang atau Inggris. Ini merupakan topi baja dan granat model Inggris.

26. PASUKAN DIVISI SILIWANGI HIJRAH

Sebagai konsekuensi atas persetujuan Renville yang telah ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, maka TNI yang masih berada di kantong-kantong gerilya Jawa Barat harus ditarik ke daerah Republik Indonesia menurut perjanjian Renville sesuai dengan garis demarkasi Van Mook. Untuk itu maka pada bulan Februari 1948 segera dibentuk Panitia Hijrah yang bertugas mengatur teknis pelaksanaan hijrah. Pasukan Divisi Siliwangi pada bulan Februari 1948 mulai hijrah ke Gombong dan kemudian dilanjutkan sampai ke Yogyakarta.

27. PASUKAN SILIWANGI TIBA DI YOGYAKARTA

Sebagai tindak lanjut dari hasil Persetujuan Renville 17 Januari 1948 maka pasukan TNI yang berada di kantong-kantong gerilya Jawa Barat harus hijrah meninggalkan daerah tersebut untuk masuk ke Jawa Tengah. Sehinggal dikenallah mereka sebagai tentara hijrah. Tampak tentara Hijrah dari Jawa Barat tiba di Stasiun Tugu pada bulan Februari 1948. Mereka menyatu dengan TNI di Yogyakarta untuk bertempur melawan Belanda.

28. SERANGAN UMUM SATU MARET 1949 DI YOGYAKARTA

Setelah berhasil menduduki kota Yogyakarta melalui agresi militer keduanya (19 Desember 1948), Belanda selalu menyebarkan kabar bohong tentang hancurnya RI. Melalui siaran radio di Kratom, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendengar hal itu. Sehubungan dengan akan diangkatnya masalah RI – Belanda di sidang DK PBB maka muncul ide Sri Sultan HB IX untuk mengadakan serangan besar-besaran terhadap kota Yogyakarta pada siang hari yang pelaksanaannya diserahkan kepada Letkol Soehartio untuk daerah dalam kota Yogyakarta. Serangan tersebut mengandung kemenangan politis yang luar biasa yang mampu melapangkan jalan menuju pengakuan kedaulatan 1949.

29. GERILYAWAN YOGYAKARTA

Ketika Yogyakarta tajuh ke tangan Belanda melalui agresi militernya yang kedua tanggal 19 Desember 1948, TNI dan rakyat gerilyawan di bawah pimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap mengadakan perlawanan secara bergilya. Desa-desa, gunung-gunung dan hutan-hutan menjadi markas mereka yang selalu berpindah-pindah. Mereka baru masuk ke kota setelah Belanda ditarik mundur dari Yogyakarta sebagai realisasi dari persetujuan Roem Royen. Tampak gerilyawan Yogyakarta yang setia pada Kemerdekaan Indonesia.

30. NAMPAN DAN KAPSTOK

Benda-benda ini merupakan bukti material dari sepenggal sejarah perjuangan di Kabupaten Kulon Progo. Benda-benda tersebut pernah dipergunakan oleh Letkol Soeharto (Komandan Wehrkreise III) dan sebagian pasukannya oada saat bermarkas di rumah bapak Padmodiharjo di Palihan, Palihan, Temon, Kulon Progo selama kurang lebih 6 hari pada masa perjuangan tahun 1948-1949.

31. LONGSONG MORTIR

Longsong mortar ini ditemukan di daerah Palihan, Palihan, Temon Kulon Progo. Merupakan bukti material perjuangan pada tahun 1948-1949 di daerah Kulon Progo.

32. BELANDA MENINGGALKAN KOTA YOGYAKARTA

Sebagai tindak lanjut dari persetujuan antara Indonesia-Belanda (Persetujaun Roem Royen). Untuk itu pasukan Belanda harus segera ditaarik dari Yogyakarta guna mendukung pengembalian pemerintah ke Yogyakarta. Penarikan mundur tentara Belanda dimulai pada tangal 24 Juni 1949 dari Kota Wonosari. Secaar bertahap penarikan tentara Belanda dilakukan di daerah-daerah dimana mereka bermarkas. Pada tanggal 29 Juni 1949 Tentara Belanda terakhir meninggalkan Kota Yogyakarta.

33. TNI WK III KEMBALI KE KOTA YOGYAKARTA

Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 menyebabkan diadakannya pertemuan kembali antara RI-Belanda yang kemudian pertemuan kembali antara Roem-Royen yang berhasil ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949. hasil dari persetujuan tersebut antara lain dikembalikannya pemerintah ke Yogyakarat. Untuk itu tentara Belanda harus ditarik mundur dari Yogyakarta yang diikuti dengan masuknya TNI ke dalam Kota Yogyakarata pada bulan Juni 1949. Tamapik TNI yang berada di daerah gerilya akhirnya kembali ki Yogyakarat.

34. PENARIKAN BELANDA DARI YOGYAKARAT

Sebagai tindak lanjut dari hasil Persetujuan Roem Royen 7 Mei 1949 dikembalikannya pemerintahan ke Yogyakarta. Oleh kerena itu Kota Yogyakarta harus dikosongkan dari Tentara Belanda. Sehingga Tentaara Belanda harus ditarik keluar dari Kota Yogyakarta. Penarikan Mundur Tentara Belanda diawali pada tanggal 24 Juni 1949. Tampak Letnan Wiyogo didampingi oleh Sri Paku Alam melaporkan kepada Kolonel Soeharta Bahwa Yogyakarta bagian utara telah selesai diduduki oleh pasukan TNI.

35. PEMIMPIN NEGARA KEMBALI KE YOGYAKARTA

Sehubungan dengan hasil persetujuan Roem Royen tentang pengembalian pemerintahan ke Yogyakarta, maka setelah kurang lebih 7 bulan di pengasingan (Bangka) sejak 19 Desember 1949, pada atnggal 6 Juli 1949 para pemimpin negara tiba di lapangan udara Maguwo (sekarang Adisucipto) Yogyakarta. Antara lain Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim, dan para pemimpin lainya. Mereka disambut oleh Menteri Negara Koordinator Keamanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tampak Sri Sultan HB IX duduk berdampingan dengan Presiden Soekarno dalam satu Mobil setelah tiba di Maguwo dari pengasingannya oleh Belanda , pada bulan Juli 1949.

36. PANGSAR JENDERAL SOEDIRMAN MASUK KOTA

Setelah selama 7 bulan mengadakan perang Geriliya dari Desember 1948 sampai dengan Juli 1949 maka pada tanggal 10 Juli 1949 kembali dari gerilya memasuki kota Yogyakarta dengan ditandu disertai para pengawal dan prajuritnya. Setibanya di Yogyakarat kemudian menuju Alun alun Utara untuk menerima penghormatan militer.

37. PERUNDINGAN KMB

Sebagai tindak lanjut dari Roem Royen Statemen maka masalah RI-Belanda segera dibahas dalam KMB (Konperensi Meja Bundar) yang berlangsung tanggal 23 Agustus – 2 Nopember 1949. hasil terpenting dari Konperensi tersebut bahwa akan adanya pengakuan kedaualtan RI oleh Belanda, yang kemudian hal itu terjadi pada tanggal 27 Desember 1949. Tampak Konperensi Meja Bundar sedang berlangsung di Riderzaal Den Haag.

38. PENANDATANGANAN PENGAKUAN KEDAULATAN

Hasil terpenting dari diselenggarakannya KMB (Konperensi Meja Bundar) tanggal 23 Agustus – 2 Nopember 1949 adalah adanya pengakuan kedaulatan RIS oleh Belanda. Selanjutnya pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan baik di Jakarta maupun di Nederland. Di Jakarta dilakukan oleh Sri Sultan HB IX sebagai wakil RIS dan AHJ. Lovink sebagai wakil Nederland. Tampak saat dilakukan penandatangan naskah pengakuan kedaulatan di Jakarta pada atnggal 27 Desember 1949.



sumber : http://museum-perjuangan.blogspot.com/2010/03/masa-perang-kemerdekaan-1945-1949.html


thanks for reading and learning :) hope usefull, and leave comments ! :D

Ringkasan Materi "Zaman Kependudukan Jepang di Indonesia"

Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia 1. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia Sebagai negara fasis-militerisme di Asia, Jepang sangat kuat, sehingga meresahkan kaum pergerakan nasional di Indonesia. Dengan pecahnya Perang Dunia II, Jepang terjun dalam kancah peperangan itu. Di samping itu, terdapat dugaan bahwa suatu saat akan terjadi peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini didasarkan pada suatu analisis politik. Adapun sikap pergerakan politik bangsa Indonesia dengan tegas menentang dan menolak bahwa fasisme sedang mengancam dari arah utara. Sikap ini dinyatakan dengan jelas oleh Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang mengatakan bahwa pada suatu saat pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning, tetapi umur penjajahannya hanya "seumur jagung". Setelah penjajahan bangsa kulit kuning itu lenyap akhirnya Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipcrcaya oleh rakyat ini tidak disia-siakan oleh Jepang, bahkan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kedatangan Jepang ke Indonesia dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar saja. Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang semakin gawat di Asia, maka penjajah Belanda harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi bahaya kuning dari Jepang. Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dengan mengumumkan perang melawan Jepang. Hindia Belanda termasuk ke dalam Front ABCD (Amerika Serikat, Brittania/Inggris, Cina, Dutch/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris) sebagai Panglima Tertinggi yang berkedudukan di Bandung. Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggaan Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Fasifik ini diberi nama Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat, Jepang telah dapat menguasai daerah Asia Tenggara seperti Indochina, Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, Filipina, dan In¬donesia. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15 Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang bernama Prince of Wales dan HMS Repulse, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di Asia. Begitu pula satu persatu komandan Sekutu meninggalkan Indone¬sia, sampai terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke tangan pasukan Jepang. Namun sisa-sisa pasukan sekutu di bawah pimpinan Karel Door¬man (Belanda) dapat mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa, walaupun pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Jepang. Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemu-dian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunyai arti yang sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara Rembang dan Tuban). Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belan¬da di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan demikian, seluruh wilayah Indo¬nesia telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang 2. Penjajah Jepang di Indonesia Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1 (7 Maret 1942), Pembesar Bala Tentara Nippon memegang kekuasaan militer dan segala 'kekuasaan yang dulu dipegang oleh Gubernur Jenderal (pada masa kekuasaan Belanda). Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini In¬donesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu: a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan Rikugun. b. Daerah Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun. Daera Sumatera dipisahkan pada tahun 1943, tapi masih berada di bawah kekuasaan Rikugun. c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun. 3. Organisasi Bentukan Jepang Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentuklah orgunisasi resmi seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA. Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat, sehingga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan diganti dengan Putera. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan "Empat Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Akan tetapi gerakan Putera yang merupakan bentukan Jepang ini ternyata menjadi bume-rang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi. Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung-dengungkan oleh pasukan Jepang kepada bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang diinginkan. Propaganda anti Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme. Padahal Jepang termasuk negara imperialisme, maka secara tidak langsung juga anti terhadap kehadiran Jepang di bumi Indonesia. Di pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti berlangsungnya proses Indonesianisasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi, nama-nama di- indonesiakan, kedudukan seperti pegawai tinggi sudah dapat dijabat oleh orang-orang Indonesia dan sebagainya. Pembela Tanah Air (PETA) PETA merupakan organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indone¬sia untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Misalnya, Jenderal Sudirman dan Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang. Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah In¬donesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan. Berikut-nya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah Komando Militer Jepang. Golongan-golongan Beberapa golongan yang terorganisir rapi dan menjalin hubungan rahasia dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Golongan-golongan itu di antaranya: a. Golongan Amir Syarifuddin; Amir Syarifuddin adalah seorang tokoh yang sangat anti fasisme. Hal ini sudah diketahui oleh Jepang, sehingga pada tahun 1943 ia ditangkap dan diputuskan untuk menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Namun, atas perjuangan diplomasi Bung Karno terhadap para pemimpin Jepang, Amir Syari¬fuddin tidak jadi dijatuhi hukuman mati, melainkan hukuman seumur hidup. b. Golongan Sutan Syahrir; Golongan ini mendapatkan dukungan dari kaum terpelajar dari berbagai kota yang ada di Indonesia. Cabang-cabang yang telah dimiliki oleh golongan Sutan Syahrir ini seperti di Jakarta, Garut, Cirebon, Surabaya dan lain sebagainya. c. Golongan Sukarni; Golongan ini mempunyai peranan yang sangat besar menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pengikut golongan ini seperti Adam Malik, Pandu Kerta Wiguna, Khairul Saleh, Maruto Nitimiharjo. d. Golongan Kaigun; Golongan ini dipimpin oleh Ahmad Subardjo dengan anggota-anggotanya terdiri atas A.A. Maramis, SH., Dr. Samsi, Dr. Buntaran Gatot, SH., dan lain-lain. Golongan ini juga mendirikan asrama yang bernama Asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya Wikana. Para pengajarnya antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain. 4. Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti: 1. Pada awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Cot Plieng, Lhok Seumawe di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, dan dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1944 muncul lagi pemberontakan di Meureu di bawah pim¬pinan Teuku Hamid yang juga dapat dipadamkan oleh pasukan Jepang. 2. Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawannya, namun perlawanan ini berhasil ditindas oleh Jepang dengan sangat kejamnya. 3. Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam perlawanan ini Zaenal Mustafa berhasil mem-bunuh kaki-tangan Jepang. Dengan kenyataan seperti ini, Jepang melaku-kan pembalasan yang luar biasa dan melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat. 4. Blitar, pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan PETA di bawah pimpinan Supriyadi (putra Bupati Blitar). Dalam memimpin pemberontakan ini Supriyadi tidak sendirian dan dibantu oleh teman-temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan Suwondo. Pada pemberontakan itu, orang-orang Jepang yang ada di Blitar dibinasakan. Pemberontakan heroik ini benar-benar mengejutkan Jepang, terlebih lagi pada saat itu Jepang terus menerus mengalami kekalahan di dalam Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik. Kemudian Jepang mengepung kedudukan Supri¬yadi, namun pasukan Supriyadi tetap mengadakan aksinya. Jepang tidak kehilangan akal, ia melakukan suatu tipu muslihat dengan menyerukan agar para pemberontak menyerah saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut temyata berhasil dan akibatnya banyak anggota PETA yang menyerah. Pasukan PETA yang menyerah tidak luput dari hukuman Jepang dan beberapa orang dijatuhi hukuman mati seperti Ismail dan kawan-kawannya. Di samping, itu ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendudukan Jepang di bumi Indo¬nesia tidak dapat diterima. Jepang juga sempat mengadakan pembunuhan secara besar-besaran terhadap masyarakat dari lapisan terpelajar di daerah Kalimantan Barat. Pada daerah ini tidak kurang dari 20.000 orang yang menjadi korban keganasan pasukan Jepang. Hanya sebagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri dan lari ke Pulau Jawa. Setelah kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik, akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu. 5. Dampak Pendudukan Jepang bagi Bangsa Indonesia Bidang Politik. Sejak masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah pen¬dudukan Jepang menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi, baik yang bersifat politik maupun yang bersifat sosial, ekonomi, dan agama. Organisasi-organisasi itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan )epang, sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang, walaupun masih terdapat beberapa organisasi politik yang terus berjuang menentang pendudukan Jepang di Indonesia. Bidang ekonomi. Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah Indonesia sebagai negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan negara-negara imperialisme lainnya. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil industrinya. Sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang. Bidang pendidikan Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda. Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah. Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa perantara pada sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan. Padahal tujuan Jepang mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi lawan-lawannya pada Perang Pasifik. Bidang kebudayaan Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat ke arah matahari terbit. Cara menghormat seperti itu merupakan salah satu tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang dianggap keturunan Dewa Matahari. Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama yang seringkali dipakai untuk propa¬ganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang populer pada jaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari buku "Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah" menulis "kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat merintangi kemajuan kita, mulai berkurang. Bangsa kita yang telah bertahun-tahun digembleng oleh penjajah Belanda untuk selalu 'nun inggih' kini telah berbalik menjadi pribadi yang berkeyakinan tinggi, sadar akan harga diri dan kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar menginsafinya. Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso, sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira untuk kebiasaan sehari-hari yang tertentu (misalnya senin) bagi anak-anak sekolah maupun untuk para pegawai atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah putih) serta pula menyanyi-kan lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional merupakan kebiasaaan yang diwariskan Jepang kepada bangsa Indonesia. Bidang sosial Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat semakin bertambah, karena sega-la kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat dijadikan romusha (kerja paksa). Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit. Bidang birokrasi. Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan militer, yaitu dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Sistem pemerintahan atas wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih penting yang sebelumnya hanya bisa dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan gubernur dan walikota di beberapa tempat, tapi pelaksanaannya masih di bawah pengawasan Militer Jepang. Pengalaman penerapan birokrasi di Jawa dan Sumatera lebih banyak daripada di tempat-tempat lain. Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan Angkatan Laut Jepang agak buruk. Bidang militer Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidi-kan militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaannya. Penggunaan Bahasa Indonesia. Berdasarkan pendapat Prof. Dr. A. Teeuw (ahli bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda) menya-takan bahwa tahun 1942 merupakan tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada waktu itu, bahasa Belanda dilarang penggunaannya dan digantikan dengan penggunaan bahasa Indonesia. Bahkan sejak awal tahun 1943 seluruh tulisan yang berbahasa Belanda dihapuskan dan harus diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, tetapi telah diangkat menjadi bahasa resmi pada instansi-instansi pemerintah-an atau pada lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah tinggi. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa penulisan yang tertuang pada hasil-hasil karya sastra bangsa Indonesia. Sastrawan-sastrawan terkenal pada masa itu seperti Armijn Pane dengan karyanya yang terkenal berjudul Kami Perempuan (1943), Djiiiak-djinak Merpati, Hantu Perempuan (1944), Saran^ Tidak Berharga (1945) dan sebagainya. 1'i'ngarang-pengarang lainnya seperti Abu llanifah yang memakai nama samaran El Hakim dengan karya dramanya berjudul Taufan di atas Asia, Dewi Reni, dan Insan Kamil. Pada masa pendudukan Jepang, banyak karya seniman Indonesia yang hanya diterbitkan melalui surat kabar atau majalah dan setelah perang selesai baru diterbitkan sebagai buku. Sementara itu juga terdapat penyair terkenal pada zaman pendudukan Jepang seperti Chairil Anwar yang kemudian mendapat gelar tokoh Angkatan 45. Karya-karya Chairil Anwar menjadi lebih terkenal karena karyanya itu muncul pada awal revolusi Indonesia, di antaranya yang ber¬judul Aku, Karawang-Bekasi dan sebagainya. Dengan demikian, pemerintah pen¬dudukan Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan sebagainya. sumber : http://perawang-cyber.blogspot.com/2012/06/zaman-kependudukan-jepang-di-indonesia_05.html thanks for reading and learning :) hope usefull, and leave comments ! :D

Ringkasan Materi "Pergerakan Nasional Indonesia"

Karakteristik Perlawanan Terhadap Belanda pada Awal Abad ke 20 (Pergerakan Nasional) :
Perlawanan bersifat nasional
Tujuan perlawanan untuk mencapai kemerdekaan nasional
Alat perjuangan berupa organisasi/partai
Perlawanan memiliki 2 cara, kooperatif dan nonkooperatif. Kooperatif berarti ikut bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dalam usaha mencapai kemerdekaan. Nonkooperatif berarti tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda dalam usaha untuk mencapai kemerdekaan
Perjuangan dipimpin oleh kaum intelektual

Asal-usul nama bagi kepulauan Indonesia:
Hindia
Berasal dari bahasa Yunani (Herodotus) untuk menyebutkan kata Indus. Dipopulerkan oleh seorang pelaut Portugis yang pernah datang ke Indonesia yaitu Vasco De Gamma
Nederlandsch Oost Indie
Nama ini berasal dari bahasa Belanda. Nama ini adalah sebutan orang Belanda terhadap jajahannya di kepulauan Indonesia yang nanti berubah namanya menjadi Nederlandsch Indie. Nama ini memiliki arti bahwa Indie (Indonesia) adalah negeri bawahan (jajahan) Belanda (Nederland)
Insulinde
Nama ini diambil dari dua kata dalam bahasa Belanda, Insula/Insulair yang berarti pulau dan Indie yang berarti Hindia. Nama ini ditemukan dalam karangan Edward Dowes Dekker (Multatuli) yaitu Max Havelaar. Dipopulerkan juga oleh Profesor Veth.
Nusantara
Nama ini ditemukan dalam perpustakaan India kuno, untuk menyebutkan kepulauan Indonesia. Nama ini diambil dari dua kata, Nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti diantara. Jadi nama ini memiliki arti kepulauan yang terletak diantara, baik diantara benua (Asia dan Australia) maupun diantara samudera (samudera Hindia dan samudera Pasifik)
Indonesia
Nama ini diciptakan oleh Prof. Adolf Bastian pada tahun 1884. Ia adalah seorang guru besar pada universitas di Berlin dalam ilmu bahasa. Ia mengarang buku yang terdiri dari lima jilid yang berjudul Indonesien Oder die Inseln des Malaischen Archipelago. Kata Indonesia ini berasal dari dua suku kata yaitu Indo dan nesie (Nesos dalam bahasa Yunani) yang berarti Kepulauan Hindia. Kata Nesos juga hampir berdekatan dengan kata nusa dalam bahasa kita yang berarti kepulauan
Hindia Timur
Nama ini dipakai oleh salah satu organisasi pada masa pergerakan nasional yaitu Muhammadiyah pimpinan K.H. Ahmad Dahlan. Nama ini sangat populer di kalangan Muhammadiyah dan menjadi nama resmi dalam organisasi ketika menyebutkan kepulauan Indonesia.

Organisasi Pergerakan Nasional

Budi Utomo
Organisasi ini lahir di Batavia pada tanggal 20 Mei 1908 (Hari Kebangkitan Nasional) atas prakarsa dari mahasiswa-mahasiswa S.T.O.V.I.A (School Tot Opleiding van Indische Arsten). Organisasi inimuncul karena dilatarbelakangi oleh inisiatif Dr. Wahidin Sudirohusodo yang bangkit untuk memberikan pengajaran kepada orang Jawa dengan menghimpun dana dari tiap daerah di Jawa (study found).
Tokoh-tokoh:
· Dr Wahidin Sudirohusodo
· dr Sutomo
· Tjipto Mangunkusumo
Organisasi ini bersifat kedaerahan (etnosentris) hanya ditujukan untuk mahasiswa Jawa ataupun kalangan priyayi Jawa sehingga kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia pada waktu itu. Pergerakan organisasi ini koopertif, melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah kolonial Belanda.
Sarekat Dagang Islam
Organisasi ini dibentuk di kota Solo oleh pedagang batik yaitu Haji Samanhudi pada tahun 1911. Organisasi ini bersifat nationalistis-democratis-religieus-economis. Latar belakang muncul dan berkembangnya SDI ini adalah:
· Perdagangan bangsa Tionghoa adalah suatu halangan buat perdagangan Indonesia karena monopoli bahan batik, ditambah pula dengan tingkah laku sombong dari bangsa Tionghoa sesudah revolusi di Tiongkok
· Kemajuan gerak langkah penyebaran agama Kristen dan juga ucapan-ucapan yang menghina dalam parlemen Negeri belanda tentang tipisnya kepercayaan agama bangsa Indonesia
· Cara adat lama yang terus dipakai di daerah kerajaan-kerajaan Jawa, makin lama makin dirasakan sebagai penghinaan terhadap umat Islam
Nama SDI dirubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan tujuan untuk memperluas daerah pergerakan supaya tidak terbatas pada golongan pedagang saja. Anggaran Dasar SI menyebutkan tujuan dari Sarekat Islam :
“Mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong menolong diantara kaum Muslimin semuanya. “
“memajukan semangat dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama, menghilangkan faham-faham keliru tentang agama Islam.”
Sifat pergerakan dari SI ini adalah kooperatif dan tidak bereaksi melawan pemerintah Belanda. Walaupun begitu, dengan agama Islam sebagai lambang persatuan. (Kongres Sarekat Islam I 26 Januari 1913 di Surabaya).
SI adalah organisasi kerakyatan dan hanya diperuntukan bagi rakyat biasa, pegawai pemerintah Belanda tidak diperbolehkan menjadi anggota. Anggota haruslah rakyat biasa yang beragama Islam dan orang pribumi (Kongres Sarekat Islam II di Solo).
Dalam tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Sarekat Islam (C.S.I) dengan tujuan untuk memajukan dan membantu S.I daerah, mengadakan dan memelihara perhubungan dan pekerjaan berasama.
Kongres Nasional S.I ke 3 di Surabaya (29 September-6 Oktober 1918) telah merubah haluan pergerakan menjadi cenderung kiri yang membela kaum buruh dan menentang kapitalisme. Dalam kongres ini diputuskan bahwa S.I menentang pemerintah sepanjang tindakannya melindungi kapitalisme; pegawai negeri Indonesia dikatakan adalah alat, penyokong kepentingan kapitalis. Selain itu S.I juga menuntut mengadakan peraturan-peraturan sosial guna kaum buruh, untuk mencegah penindasan dan perbuatan kesewenang-wenangan (upah minimum, maksimum waktu kerja dl). Ini ditimbulkan karena adanya infiltrasi orang-orang berfaham sosialis seperti Alimin, Semaun, Darsono, Tan Malaka dan lainnya yang berasal dari Indische Social Democratische Vereeniging (I.S.D.V) yang nantinya berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (P.K.I) yang masuk menjadi anggota S.I. Dengan sifat pergerakan yang berubah, maka S.I sangat terbuka kepada orang-orang yang berfaham kiri untuk menjadi anggota bahkan menjadi pengurusnya. Sehingga timbul reaksi dari anggota S.I lain untuk membersihkan S.I dari unsur-unsur sosialis komunis lewat Kongres Nasional S.I ke 6 di Surabaya (10 Oktober 1921) dipimpin oleh Tjokroaminoto untuk membentuk disiplin partai dengan menyamakan dasar perjuangan. Oleh karena itu maka orang tidak mungkin lagi menjadi anggota S.I sekaligus mejadi anggota P.K.I.

Indische Partij
Organisasi ini didirikan di Bandung atas prakarsa tiga tokoh populer yang biasa disebut tiga serangkai yaitu Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Sifat dari organisasi ini radikal dan progresif dengan menyatakan sebagai partai politik.
Keanggotaan Indische Partij adalah terbuka untuk semua golongan baik orang Eropa dan keturunannya yang tinggal di Hindia Belanda (Indo), orang Belanda keturunannya (Indo), orang Tionghoa dan keturunannya dan orang pribumi.
Tujuan : Indie Merdeka
Dasar : National Indie
Semboyan : Indie untuk Indier
Bendera : warna dasar hitam (menunjukan warna kulit orang Indonesia), satu pojoknya diberi garis-garis hijau (yang berarti pengharapan baik dimasa mendatang), merah (yang berarti keberanian) dan biru (yang berarti kesetiaan)
Dikarenakan sifat dari pergerakan ini radikal, maka pemerintahan kolonial membuang (mengasingkan) ke tiga tokohnya dengan tuduhan akan mengadakan pemberontakan pada bulan Agustus 1913.
· Douwes Dekker diasingkan ke Timor Kupang
· Tjipto Mangunkusumo diasingkan ke Banda
· Suwardi Suryaningrat diasingkan ke Bangka
Namun ketiganya meminta untuk diasingkan ke negeri Belanda, permintaan ini dikabulkan oleh pemerintah Belanda.





sumber : http://ilmuhumaniora.blogspot.com/2011/04/ringkasan-materi-sejarah-kelas-xi-ips.html

thanks for reading and learning :) hope usefull, and leave comments ! :D

Ringkasan Materi "Zaman Kolonial"

Kolonialisme dan Imperialisme

Pengertian

* Kolonialisme; berasal dari bahasa Latin yang artinya tanah pemukiman atau jajahan.
* Imperialisme; berasal dari kata”imperator”yang artinya memerintah.


Waktu :
1. Berdasarkan waktu munculnya, imperialisme dibedakan menjadi dua;
- Imperialisme kuno (sebelum Revolusi Industri paham 3 G)
- Imperialisme modern (setelah revolusi Industri)

Tujuan :
1. Imperialisme politik; menguasai seluruh kehidupan politik dari negara lain.
2. Imperialisme ekonomi; satu upaya menguasai seluruh kehidupan ekonomi dari negara lain.
3. Imperialisme kebudayaan; upaya menguasai menalitas dan jiwa dari negara lain.
4. Imperialisme militer; upaya utk menguasai daerah dari negara lain yang dianggap strategis dengan menggunakan kekuatan senjata.

Akibat Politik dan Ekonomi

* Negara imperialis menjadi pusat kekayaan sedangkan negara jajahan menjadi bertambah miskin.
* Hasil industri dipasarkan ke daerah jajahan.
* Munculnya investasi swasta
* Perdagangan dunia meluas sebagai akibat meningkatnya lalu lintas perdagangan internasional.


Struktur Birokrasi Pemerintah Hindia Belanda





Akibat Sosial Budaya
Terjadi Eropanisasi kebudayaan, yaitu bergesernya kebudayaan penduduk asli dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa.

Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia :

* Penjelajahan Portugis
* Penjelajahan Spanyol
* Kedatangan Bangsa Belanda
* Kedatangan Bangsa Inggris


Penjelajahan Bangsa Spanyol

* Penjelajahan samudera yang dilakukan Bangsa Spanyol pertama kali dipimpin oleh Christopher Columbus.
* Misi pelayaran yang dilakukan oleh Columbus bermotif Ekonomi, dengan tujuan ad, menemukan daerah penghasil rempah-rempah.

Penjelajahan Bangsa Portugis

* Bangsa Portugis menempuh jalur penjelajahan yang relatif berbeda dengan penjelajahan Spanyol.
* Portugis menempuh jalur penjelajahan ke arah timur karena adanya perjanjian Tordesillas (1494), Spanyol mendapatkan wilayah sebelah barat dari kepulauan Cape Verde, sedangkan bangsa Portugis mendapatkan wilayah sebelah timur.

* Perjanjian ini dimaksudkan untuk mencegah bentrok antar kedua negara itu dalam memperebutkan daerah baru.
* Bartholomeu Dias (1488) --> Tanjung Harapan
* Vasco da Gama (1498) ---> Calcicut
* Albuquerque (1511) --> Malaka

Setelah menguasai Malaka dan Maluku, bangsa Portugis bermaksud melebarkan kekuasaan ke Sumatera yang kaya akan lada, namun keinginan tersebut mendapakan tentangan dari Kerj. Aceh yang mendominasi perdagangan lada di Sumatera.

Istilah :
1. Agrarische Besluit: Surat keputusan yang ditetapkan oleh Raja Belanda untuk mengatur hal-hal yang lebih rinci dari Undang-Undang Agraria, khususnya tentang hak kepemilikan tanah dan jenis-jenis hak penyewaan tanah oleh pihak swasta.

2. Contigenten (pajak In Natura): Kewajiban bagi rakyat pribumi untuk membayar pajak berupa hasil bumi kepada VOC.

3. Gub. Jendral: Pemimpin tertinggi pemerintahan pendudukan Belanda di Nusantara.

4. Hak Octori: Hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda.

5. EIC: Kongsi dagang Inggris yang beroperasi di wilayah Asia.

6. VOC: Verenigde Oost Indische Compagnie/persekutuan maskapai perdagangan Hindia Timur.
7. Landrent: Sistem sewa tanah yang diterapkan oleh Thomas Stamford Raffles sebagai pengganti sistem pajak in natura yang diterapkan sejak zaman VOC.

8. Pelayaran Hongi: Pelayaran dengan perahu Kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC di Maluku.

9. Sistem Feodalisme: Sistem pemerintahan tradisional yang didasarkan kepada keturunan dan pemilikan tanah.

10. Westernisasi: Pembaratan, yaitu usaha untuk memasukkan budaya barat.

Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia :

* Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia dimulai ketika seorang berkebangsaan Belanda menerbitkan catatan perjalanan yang berjudul Catatan Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis. Dalam catatan tersebut berisi peta-peta dan gambaran tentang wilayah.
* Pada tahun 1595, ekspedisi Belanda berlayar ke Asia. Ekspedisi ini di pimpin Cornelis de Houtman. Dan 1596 mereka sampai ke Banten, dari Banten mereka terus bergerak ke Maluku.


Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia :

* Kedatangan bangsa Inggris ke Hindia Timur dimulai dari diberikannya Hak Octori oleh Ratu Elizabet I dari Inggris kepada Maskapai Hindia Timur EIC.
* Sir James Lancaster ad, orang pertama yang ditunjuk untuk memimpin armada pelayaran Inggris ke dunia timur.
* 1602 armada dagang ini sampai ke Aceh. Dan tahun 1604 di bawah Sir Henry Middleton berhasil mencapai Ternate, Tidore Ambon dan Banda.
* Dikepulauan ini mereka mendapatkan persaingan dari Portugis.
* Dalam menghadapi persaingan dengan Portugis mereka mencari pelabuhan perdagangan lain seperti Sukadana(KalBar), Makasar, Jayakarta, Jepara , Aceh, Pariaman.


Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah, perubahan besar dalam memproduksi barang yang dulunya dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) menjadi dikerjakan dengan mesin (tenaga mesin).
Munculnya mesin-mesin penggerak itu menimbulkan perubahan dalam kualitas dan kuantitas produk, tata kerja industri, dan pemasarannya. Perubahan itu berpengaruh besar terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan politik.

Revolusi Industri di bagi dalam tiga tahap;
1. Revolusi Industri I
- Dalam tahap ini mempergunakan teknik kuno (paleotehnic) dengan mesin uap dan kayu/batu bara sebagai bahan bakarnya. Inggris
2. Revolusi Industri II
- Dalam tahap ini menggunakan teknik baru (neotehnic) berupa mesin motor dengan listrik atau bensin sebagai bahan bakarnya. Amerika dan Jerman pada abad ke 19
3. Revolusi Industri III
- Dalam tahap ini menggunakan teknik kimia-hayati (biotehnic) dengan bom atom/nuklir sebagai bahan bakarnya. Amerika dan Uni Soviet.

Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa di Indonesia :
1. Portugis
Alfonso de Albuquerque, menyerang Malaka dan berhasil menguasainya pada tahun 1511, dimana Malaka saat itu diperkirakan memiliki banyak kekayaan berupa rempah-rempah.
Di bawah pimpinan Francisco Serro sampai di Maluku pada tahun 1512 tepatnya di ternate setelah sebelumnya singgah terlebih dahulu di Gresik dan Banda.
Portugis mampu menguasai Maluku dikarenakan jasanya membantu Ternate mengalahkan Tidore.
Untuk membantu Ternate tersebut Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng pertahanan (1522) yang awalnya digunkan untuk menahan serangan Tidore tetapi selanjutnya dikuasai oleh Portugis.
Selain itu Portugis berhasil mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku (Ternate) sebagai upah usahanya mengalahkan Tidore. Karena monopoli tersebut maka perdagangan rempah-rempah di Ternate hanya boleh dilakukan oleh Portugis.
Setelah mengetahui betapa merugikannya monopoli perdagangan yang dilakukan Portugis tersebut maka Ternate mulai menolak kedatangan Portugis yang selanjutnya.
Selain itu Portugis selama di Maluku berusaha menyebarkan agama Kristen sementara itu penduduk Ternate saat itu beragama Islam. Perilaku Portugis selama berada di Maluku pun dinilai tidak sopan.
Portugis akhirnya berusaha mencari daerah lain yaitu di Sumatera dan di Jawa meskipun di Sumatera dia berusaha menguasai cengkeh dan lada tetapi kurang berhasil sebab Aceh sangat kuat dalam perdaganagn lada.
Portugis di Indonesia dari tahun 1511 sampai 1641



2. VOC
VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Tujuan dibentuk VOC untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda. Hal ini disebabakan harga rempah-rempah di Eropa semakin tidak terkendali. VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) merupakan Perserikatan Maskapai Hindia Timur.
VOC mempunyai hak-hak istimewa yang diberikan oleh Parlemen Belanda disebut hak Oktrooi. Selain memiliki hak istimewa, VOC juga memiliki beberapa tanggung jawab kepada Pemerintah Belanda, tanggung jawab tersebut ad;
a. VOC juga mempunyai kewajiban khusus terhadap pemerintah Belanda.
b. VOC wajib melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Parlemen Belanda.
c. VOC juga wajib membantu pemerintah Belanda dalam menghadapi berbagai perangan.
Pusat kegiatan perdagangan VOC ada di Ambon.
Jan Pieterzoon Coen membantu Pangeran Jayakarta dalam serangan terhadap Kerajaan Banten dan kerajan Banten berhasil dikalahkan. Jan Pieterzoon Coen kemudian membangun kembali kota Jayakarta dan memberinya nama Batavia. Batavia dijadikan sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan Belanda di Indonesia. Sejak saat itu Batavia resmi menjadi markas besar VOC di Indonesia.
Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran disebabkan :
Gencarnya persainagn dari bangsa Perancis dan Inggris.
Korupsi dan pencurian yang dilakukan para pegawai VOC.
Maraknya perdagangan gelap di jalur monopoli VOC.
Besarnya aggaran belanja VOC tidak sebanding dengan pemasukkannya.
Akhirnya VOC dibubarkan pada tahun 1799 dengan segala tanggungjawab VOC diambil alih oleh kerajaan Belanda dengan tujuan agar wilayah Indonesia tetap dalam pengendalian Belanda.

3. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda
Setelah VOC bubar dan diambil alih oleh Belanda, maka Raja Louis Napoleon Bonaparte menunjuk Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia.
Herman Willem Daendels berkuasa dari tahun 1808 sampai 1811. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Daendels:
1. Bidang Pertahanan, ia bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris yang saat itu sedang berperang melawan Perancis.
2. Membangun angkatan perang yang terdiri dari orang-orang Indonesia.
3. Membangun benteng-benteng militer, pabrik senjata, dan rumah sakit militer.
4. Membangun jalan utama yang yang menghubungkan kota-kota sepanjang pantai utara Jawa. Jalan tersebut membentang dari Anyer di Jawa Barat hingga Panarukan di Jawa Timur.
5. Pembangunan Pelabuhan di Banten, Merak, dan Surabaya, serta membuat perahu-perahu untuk keperluan pemerintahannya.
6. Daendels berusaha untuk menanamkan kekuasaannya di kerajaan-kerajaan lokal di Indonesia, dan berusaha untuk mengubah tata cara lama dalam tradisi kerajaan-kerajaan Indonesia.
7. Menjual tanah rakyat kepada pengusaha swasta asing dari Belanda, Arab, dan Cina.
Pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan dengan sistem kerja paksa yang disebut Kerja Rodi. Rakyat harus bekerja keras membangun saran umum tersebut tanpa mendapat upah. Ribuan rakyat meninggal saat mengerjakan pembuatan jalan raya tersebut.
Tindakan Daendels tersebut menimbulkan konflik dengan para penguasa lokal Indonesia. Tindakan otoriter Daendels tersebut membuat Raja Louis Napoleon Bonaparte memanggil kembali Daendels ke Belanda dan diganti oleh Gubernur Jenderal Jansens.

Pertanyaan :
1. Akibat revolusi Industri dibidang sosial bagi Inggris adalah menimbulkan pusat-pusat industri (kota industri). Seperti Manchester, Liverpool, Birmingham dan Lancaster. Akhirnya menimbulkan keinginan para petani meninggalkan lahan pertaniannya ke pusat industri menjadi buruh pabrik.

2. Kebijakan pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia yang menyebabkan timbulnya kelompok migran perkebunan adalah Tanam Paksa.

3. Dampak negatif diberlakukannya sistem Cultur Procenten pada masa tanam paksa berlangsung adalah :
Cultur Procenten merupakan komisi yang diberikan kepada petugas tanam paksa apabila menyerahkan hasil tanam paksa melebihi ketentuan, petugas tanam paksa ini berasal dari penguasa lokal setempat, Oleh karena itu mereka terdorong untuk selalu meningkatkan hasil tanam paksa tanpa melihat penderitaan dan kesengsaraan yang terjadi pada rakyat Hindia Timur.

4. Latar belakang dibentuknya kongsi dagang VOC adalah
VOC dibentuk pada Maret 1602 karena adanya persaingan dagang antara sesama kongsi dagang Belanda. Tujuan dibentuk VOC untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda.

5. Tujuan Belanda menjalankan pelayaran Hongi adalah :
Pelayaran dengan perahu Kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC di Maluku.


4. Fase ke II Pemerintahan Belanda di Hindia Timur
Belanda menguasai kembali Indonesia setelah berhasil mengalahkan Inggris dengan adanya Konvensi London tahun 1814. Pemerintahan kolonial Belanda dipegang oleh:
a. Komisaris Jendral (1816-1819) yang terdiri Elout, Buyskes, dan Van der Capellen.
b. Van der Capellen (1819-1826)
Dalam masa pemerintahannya dia berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal tersebut bertujuan untuk membayar hutang Belanda yang cukup besar selama perang.
Kebijakannya : menyewakan tanah kepada pengusaha-pengusaha Eropa.
c. Du Bus De Gisignnes (1826-1830)
d. Van den Bosh (1830-1870)
Mengambil kebijakan Tanam Paksa (Cultuur Stelsel). Sistem dimana setiap petani di Jawa wajib menanam tanaman perdagangan ekspor yang laku dipasaran Eropa/dunia. Oleh karena itu, rakyat dikenakan pajak in natura.

Ketentuan pokok sistem tanam paksa:
1. Persetujuan menyerahkan sebagian tanah yaitu seperlima dari tanah pertanian milik penduduk.
2. Waktu untuk bekerja tanam paksa tidak melebihi waktu untuk pekerjaan menanam padi.
3. Bebas pajak tanah
4. Kelebihan atau keuntungan diarahkan atau diberikan kepada rakyat
5. Jika terjadi kegagalan panen menjadi tanggung jawab pemerintah.
6. Kerja paksa dilakukan dibawah pengawasan kepala desa
7. Bagi rakyat yang tidak punya tanah, wajib bekerja 66 hari.

Pada pelaksanaannya ternyata tidak seindah ketentuan tersebut, pada pelaksanaannya selalu sangat membebankan rakyat. Tetapi rakyat Jawa terlalu patuh terhadap kebijakan tersebut sehingga tidak ada perlawanan dari rakyat.

Pembagian Jenis Tanaman yang ditanam saat Tanam Paksa :
Jenis tanam paksa : Gula, Nila (indigo), teh, tembakau, kayu manis, kapas, kopi.
Tanaman Musiman: Gula, Nila, Tembakau.
Tanaman Tahuanan : Lada, Kopi, Karet, Teh, Kelapa Sawit.
Rakyat Indonesia wajib menanam tanaman-tanaman tersebut dimana selanjutnya hasilnya diserahkan pada Belanda. Pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari sistem tanam paksa tersebut sehingga hutang-hutang Belanda dapat dilunasi bahkan semua masalah keungan Belanda dapat diatasi.



Tanam Paksa dihapuskan karena :
a. Beban rakyat yang semakin besar sebab rakyat selain dibebankan kewajiban menanam tanaman ekspor, rakyat masih harus bekerja rodi untuk pemerintah membangun sarana-prasarana umum, selain itu rakyat juga dibebankan kewajiban membayar pajak.
b. Timbulnya bahaya kelaparan, disebabakan karena daya tahan rakyat dalam menghadapi bencana terlalu kecil sehingga ketika musim kemarau tiba mereka tidak mampu mengatasinya. Bencana kelaparan tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di Pulau Jawa. Sebagai contoh;
Di demak penduduknya berkurang dari 336.000 jiwa menjadi 120.000 jiwa.
Di Grobogan, penduduknya berkurang dari 89.500 jiwa menjadi 9.000 jiwa.
c. Bencana tersebut sebagai titik balik atau merupakan batas kemampuan eksploitasi para petani di Jawa dengan diterapkannya sistem tanam paksa.
d. Keadaan sebenarnya di Jawa tersebut diketahui oleh orang-orang Belanda di negara Belanda sehingga mereka melakukan penentangan seperti Vitalis, Baron van Hoevell, Multatuli (Douwes Dekker), Frans van de Pute.
e. Usaha penghapusan tanam paksa sudah dilakukan sejak tahun 1860 dengan penghapusan tanaman lada sampai 1870 secara resmi tanam paksa dihapuskan di Indonesia namun tanam paksa kopi baru dapat dihapuskan setelah 1917 dan tanam paksa benar-benar terhapus di Indonesia pada 1920.

3. Inggris
Raffles berkuasa dari tahun 1811-1814 setelah pada tahun 1811, Inggris menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda di Jawa. Hal ini berhasil membuat Belanda menyerah tanpa syarat dan memberikan wilayah kekuasaan kepada pemerintah Inggris.
Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The East India Company) disingkat EIC yang berpusat di Calcutta, India. EIC mendapat hak Oktrooi dari Ratu Elizabeth I. Saat Gubernur Jenderal Lord Minto menjadi pemimpin EIC, dia mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda.
Selama Raffles berkuasa ia menerapkan berbagai kebijakan diantaranya:
1. Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah Karisedenan. Tujuannya untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan terhadap Pulau Jawa.
2. Membentuk sistem pemerintahan dan pengadilan dengan merujuk kepada sistem di Inggris.
3. Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi kemakmuran Inggris dengan menerapkan sistem pemiliki atas tanah dan memberlakukan sewa tanah (Stelsel Tanah).

Karena tindakan-tindakan Raffles selama berkuasa kurang memperhatikan kekuasaan pemerintah lokal maka dia mendapat pertentangan dari para penguasa lokal di Indonesia.
Selama di Indonesia berhasil menulis buku yang berjudul History of Java berisi sejarah budaya indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama bunga bangkai di Bengkulu “Rafflesia Arnoldi”
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi Konvensi London antara Inggris dan Belanda. Isinya “Inggris harus mengembalikan semua wilayah jajahan Belanda yang telah dikuasainya.
Inggris menyerahkan kekuasaan pada Belanda tahun 1816.

Kondisi Masyarakat Indonesia pada masa Kolonial :
1. Bidang Politik
Struktur Birokrasi; lihat slide hal 7-8.
Sistem Pemerintahan
Dalam masa pemerintahan Kolonial Belanda menjadikan Jawa sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan wilayah yang disebut Perfectuure.
Sistem Hukum
dalam masa pemerintahan Kolonial yang digunakan ad, hukum barat menggantikan hukum adat tradisional.
2. Bidang Ekonomi
Pemerintahan Belanda menetapkan kebijakan ekonomi pintu terbuka pada tahun 1870. Pada masa ini dimulailah era komersialisasi, moneterisasi, dan industrialisasi. Dan ini memberi kesempatan kepada pengusaha swasta Belanda untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
3. Bidang Sosial
Mobilitas Sosial
Stratifikasi Sosial
Demografi dan Mobilitas Penduduk
Kedudukan dan Peran Perempuan
4. Bidang Budaya
Pengaruh Westernisasi
Perkembangan pendidikan
5. Bidang Ideologi dan Agama



sumber : http://ips-web-id.blogspot.com/2012/01/ringkasan-materi-kolonialisme-dan.html">http://ips-web-id.blogspot.com/2012/01/ringkasan-materi-kolonialisme-dan.html

thanks for reading and learning :) hope usefull, and leave comments ! :D

Perkembangan Sosial, Budaya, dan Politik

Setiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif. Manusia tidak sekedar mengandalkan hidup mereka pada kemurahan lingkungan hidupnya seperti ketika Adam dan Hawa hidup di Taman Firdaus.

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan mengolah sumberdaya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan mereka. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya memenuhi dunia. Di lain pihak, kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju peradaban.

Dinamika sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan kebudayaan dunia, baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.

MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN INDONESIA Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi. Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia.

Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka . Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN DEWASA INI Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini. Penerapan teknologi maju Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32 tahun yang lalu telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial disamping ketrampilan dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan penanaman modal yang besar (intensive capital investment); Modal yang besar itu harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan materi seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja yang berketrampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan (achievement orientation). Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di segenap sector kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya itu, biasanya hanya mereka yang mempunyai berbagai keunggulan sosial-politik, ekonomi dan teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan bebas. Akibatnya mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam masyarakat majemuk dengan multi kulturnya.

Keterbatasan lingkungan (environment scarcity) Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.

Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat. Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka yang tidak berhak. Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan dan berlanjut dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun amuk.

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN Sejumlah peraturan dan perundang-undangan diterbitkan pemerintah untuk melindungi hak dan kewajiban segenap warganegara, seperti UU Perkawinan monogamous, pengakuan HAM dan pengakuan kesetaraan gender serta pengukuhan “personal, individual ownership” atas kekayaan keluarga mulai berlaku dan mempengaruhi sikap mental penduduk dengan segala akibatnya. PENDIDIKAN Kekuatan perubahan yang sangat kuat, akan tetapi tidak disadari oleh kebanyakan orang adalah pendidikan. Walaupun pendidikan di manapun merupakan lembaga ssosial yang terutama berfungsi untuk mempersiapkan anggotanya menjadi warga yang trampil dan bertanggung jawab dengan penanaman dan pengukuhan norma sosial dan nilai-nilai budaya yang berlaku, namun akibat sampingannya adalah membuka cakrawala dan keinginan tahu peserta didik. Oleh karena itulah pendidikan dapat menjadi kekuatan perubahan sosial yang amat besar karena menumbuhkan kreativitas peserta didik untuk mengembangkan pembaharuan (innovation).

Di samping kreativitas inovatif yang membekali peserta didik, keberhasilan pendidikan menghantar seseorang untuk meniti jenjang kerja membuka peluang bagi mobilitas sosial yang bersangkutan. Pada gilirannya mobilitas sosial untuk mempengaruhi pola-pola interaksi sosial atau struktur sosial yang berlaku. Prinsip senioritas tidak terbatas pada usia, melainkan juga senioritas pendidikan dan jabatan yang diberlakukan dalam menata hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian pendidikan sekolah sebagai unsur kekuatan perubahan yang diperkenalkan dari luar, pada gilirannya menjadi kekuatan perubahan dari dalam masyarakat yang amat potensial. Bahkan dalam masyarakat majemuk Indonesia dengan multi kulturnya, pendidikan mempunyai fungsi ganda sebagai sarana integrasi bangsa yang menanamkan saling pengertian dan penghormatan terhadap sesama warganegara tanpa membedakan asal-usul dan latar belakang sosial-budaya, kesukubangsaan, keagamaan, kedaerahan dan rasial.

Pendidikan sekolah juga dapat berfungsi sebagai peredam potensi konflik dalam masyarakat majemuk dengan multi kulurnya, apabila diselenggarakan dengan benar dan secara berkesinambungan. Di samping pendidikan, penegakan hukum diperlukan untuk menjain keadilan sosial dan demokratisasi kehidupan berbangsa dalam era reformasi yang memicu perlembangan sosial-budaya dewasa ini. Kebanyakan orang tidak menyadari dampak sosial reformasi, walaupun mereka dengan lantangnya menuntut penataan kembali kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sesungguhnya reformasi mengandung muatan perubahan sosial-budaya yang harus diantisipasi dengan kesiapan masyarakat untuk menerima pembaharuan yang seringkali menimbulkan ketidak pastian dalam prosesnya. Tanpa penegakan hukum secara transparan dan akuntabel, perkembangan sosial-budaya di Indonesia akan menghasilkan bencana sosial yang lebih parah, karena hilangnya kepercayaan masyarakat akan mendorong mereka untuk bertindak sendiri sebagaimana nampak gejala awalnya dewasa ini. Lebih berbahayalagi kalau gerakan sosial itu diwarnai kepercayaan keagamaan, seperti penatian datangnya ratu adil dan gerakan pensucian (purification) yang mengharamkan segala pembaharuan yang dianggap sebagai “biang” kekacauan.

Betapaun masyarakat harus siap menghadapi perubahan sosial budaya yang diniati dan mulai dilaksanakan dengan reformasi yang mengandung makna perkembangan ke arah perbaikan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2010/08/07/perkembangan-sosial-dan-kebudayaan-indonesia-218441.html

thanks for reading and earning :) hope usefull, leave comments ! :D

Perkembangan Kerajaan Hindu-Budha

1. Munculnya Agama Hindu dan Budha
a. Agama Hindu
Sebelum Hindu lahir, di lembah Sungai Indus (sekarang wilayah Pakistan) telah berkembang kebudayaan yang tinggi yaitu “Kebudayaan Mohenjo Daro dan Harappa” milik bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Arya melalui celah Kaiber masuk ke India, menakhlukkan dan menguasai kota-kota di lembah Indus yang tadinya dikuasai oleh bangsa Dravida. Dalam penyebarannya suku bangsa Arya ada yang melangsugkan pernikahan dengan orang-orang Dravida sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru yang disebut “Bangsa Hindu”. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu inilah yang disebut agama dan kebudayaan Hindu.
Agama hindu merupakan kepercayaan yang memuja dan menyembah banyak dewa (politheisme) dewa utamanya disebut TRIMURTI terdiri dari Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara) dan Siwa (dewa perusak). Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda, yang terdiri atas 4 bagian :
1. Rigweda berisi pujian terhadap dewa
2. Samaweda berisi nyanyian suci
3. Yajurweda berisi mantra-mantra
4. Atharwaweda berisi doa-doa untuk pengobatan
Dalam kehidupan masyarakat dikenal empat kasta yaitu : Brahmana (terdiri para pendeta) Ksatria (terdiri para raja, bangsawan, prajurit), Waisya (terdiri para pengusaha, pedagang) dan Sudra (terdiri pekerja kasar dan rakyat jelata).
b. Agama Budha
Agama budha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama/Budha Gautama putra raja Sudhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu.
Pokok ajaran agama budha adalah bahwa manusia hidup itu dalam keadaan Samsara (menderita) oleh sebab itu setiap manusia wajib melepaskan diri dari kesengasaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu. Nafsu dapat dipadamkan dengan menjalankan Astavida (delapan jalan) kebenaran.
Kitab suci agama budha adalah Tripitaka yang terdiri dari tiga bagian : Winaya pitaka, Sutrantapitake, Abhidarmapitaka. Dalam perkembangan agama Budha pecah menjadi 2 aliran :
1. Budha Mahayana (kendaraan besar), manusia dapat mencapai nirwana dengan perantaraan Bodhisatwa.
2. Budha Hinayana (kendaraan kecil), usaha mencapai nirwana hanya dapat dilakukan oleh manusia secara perorangan.
2. Proses Masuk dan berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan internasional, sehingga banyak dilalui dan disinggahi oleh pedagang-pedagang asiing terutama India dan Cina. Proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Hal itu terjadi dengan ikut sertanya para pendeta yang datang bersamaan dengan para pedagang untuk menyebarkan agama.
Para pendeta selama berada di Indonesia banyak mempunyai murid. Murid-murid ini banyak yang berziarah ke India untuk menambah ilmunya. Setelah dari India mereka ikut menyebarkan agama dengan bahasa mereka sendiri sehingga mudah dimengerti dan diterima masyarakat. Faktor pendukung lain yang mempercepat berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu adalah raja-raja di Indonesia mendatangkan para pendeta dari India untuk memimpin upacara pemujaan atau upacara korban. Masuknya agama Budha dibawa oleh para Bhiksu, salah satunya adalah Bhiksu Gunawan atau Gunawarman dari Kashmir. Ada beberapa teori yang mengatakan golongan pembawa Hindu-Budha ke Indonesia :
1. Teori Waisya (oleh N.J. Krom) pembawanya para pedagang India
2. Teori Ksatria (oleh C.C. Berg) pembawanya para ksatria India.
3. Teori Brahmana (oleh Van Leur), para Brahmana yang diundang ke Indonesia.
4. Teori Arus Balik (oleh F.D.K.Bosch) pembawanya orang-orang Indonsia yang belajar ke India.
Ada beberapa keterangan bahwa hubungan antara India dan Indonesia sudah sejak sebelum tahun masehi antara lain :
- Dalam kitab Ramayana disebut nama Jawadwipa (pulau padi) disamakan dengan Pulau Jawa
- Orang India menyebut Swarnadwipa (pulau emas) disamakan dengan Pulau Sumatra.
- Pengiriman Biksu Budha ke Swarnadwipa atau Sumatra oleh Raja Asoka dari kerajaan Maurya di Pataliputra.
- Ditemukannya patung Budha bergaya Amarawati di Sempaga (Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Palembang)
- Ditemukan prasasti yang terbentuk Yupa pada awal abad ke-5 M di Kalimantan Timur.
3. Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia
a. Jalur Laut
Para pedagang dan pendeta menyebarkan Hindu-Budha ke Nusantara melalui jalur darat dan jalur laut. Mereka yang melalui jalur laut mengikuti rombongan pedagang yang melakukan pelayaran dari Asia Selatan ke Asia Timur. Rute penyebarannya adalah mulai dari India, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam, China, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada pula yang langsung berlayar ke Nusantara.
b. Jalur Darat
Para penyebar yang menggunakan jalur darat ada yang ikut menumpang para kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari India ke Tibet terus ke utara hingga sampai di China, korea dan Jepang.


4. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha ke Indonesia
a. Berkembangnya Pengaruh Hindu – Budha di Indonesia
Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha (India), menyebabkan kebudayaan Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam aspek kehidupan masyarakat.
1. Bidang Agama
Bangsa kita semula menganut animisme dan dinamisme, berubah menjadi menganut agama Hindu atau Budha.
2. Bidang Politik/Pemerintahan
Pada awalnya kepala pemerintahan yang ada di Indonesia hanya kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Budha maka bangsa kita mengenal sistem pemerintahan yang lebih teratur, dalam bentuk kerajaan dengan kepalanya seorang raja.
3. Bidang Filsafat
Adanya pengaruh cerita Ramayana dan Mahabarata, memberi pengaruh pada masyarakat bangsa kita, bahwa kejahatan akhirnya dapat dikalahkan oleh kebajikan.
4. Bidang Kebudayaan/Kesenian
Seni Arsitektur, di Indonesia banyak peninggalan-peninggalan bangunan candi, seperti di India
Seni Sastra, dengan dikenalnya tulisan dan bahasa, membawa pengaruh positif terhadap perkembangan sastra di Indonesia.
b. Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Yang Bercorak Hindu – Budha
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur di tepi sungai Mahakam. Sumber Sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti yang dipekatkan pada tiang batu sebagai peringatan upacara korban yang disebut Yupa. Ada sebanyak 7 buah yupa berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan :
- Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke 5 M
- Kerajaan Kutai diperintah sang Maharaja Kudungga yang mempunyai anak bernama Aswawarman. Aswawarman mempunyai 3 orang anak yang terkenal adalah Mulawarman.
Raja Mulawarman raja yang terbesar dan mulia. Hal ini diwujudkan dalam pemberian sedekah 1000 ekor sapi kepada para Brahmana ditempat suci bernama Waprakeswara. Agama yang dianut berajaan adalah Hindu-Syiwa. Raja-raja yang pernah memerintah Kutai adalah Kudungga, Aswawarman, Mulawarman
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum atau Sungai Cisadane Bogor, Jawa Barat. Adapun sumber sejarah kerajaan Tarumanegara adalah:
1. Berita dari Cina
- Catatan Fa-Hien (414 M), yang mengatakan terdapatnya negara Ye - Po - ti (Jawa)
- Catatan Dinasti Tang dan Sung, yang menyebutkan kerajaan Tolomo (Taruma) pernah mengirimkan utusan ke Cina.
2. Prasasti yang ditemukan di Jawa Barat (7 buah) seperti : Prasasti Citareum/Citarum, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten (semua didaerah Bogor), prasasti Tugu di Jakarta, Prasasti Lebak di Banten Selatan. Prasasti tersebut bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa sanskerta. Dari sumber sejarah tersebut dapat disimpulkan :
1. Kerajaan Taruma diperkirakan berdiri pada abad 5 M
2. Kerajaan Taruma diperintah Raja Purnawarman
3. Agama yang dianut kerajaan yaitu Hindu Pemuja Wisnu
4. Raja Purnawarman seorang Raja yang gagah dan berani dalam perang, juga memperhatikan kehidupan rakyat yang ditunjukkan dalam Prasasti Tugu yaitu melakukan penggalian saluran Gomati pada sungai Candrabaga ± 11 Km selesai dalam waktu 21 hari. Tujuannya untuk mengairi sawah dan menahan bahaya banjir. Setelah selesai diadakan selamatan memberi korban 1000 sapi kepada Brahmana.
3. Kerajaan Holing / Kalingga
a. Diperkirakan terletak di Jawa Tengah sebelah utara Gunung Muria
b. Sumber Sejarah
- Catatan Cina, bahwa pada abad 7 M di Jawa Tengah telah berdiri kerajaan Holing atau Kaling (Kalingga), pernah mengirimkan utusan ke Cina.
- Catatan I-Tsing (664) disebut pendeta Cina Hwi-Ning (Hui-Ning) mengunjungi kerajaan Holing dan berusaha menterjemahkan kitab Budha Hinayama yang dibantu oleh pendeta bernama Jnanabadra (berarti sebagian masyarakat telah beragama budha).
c. Raja yang memerintahkan adalah Raja Putri “Ratu Sima”, yang bijaksana, adil dan keras, beragama Hindu-Syiwa.
4. Kerajaan Kanjuruhan
a. Kerajaan kanjuruhan diperkirakan terletak di Kanjuruhan, Malang Jawa Timur.
b. Sumber Sejarah
- Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 dengan menggunakan tulisan Jawa Kuno dan berbahasa sanskerta. Prasasti Dinoyo menyebutkan bahwa raja yang pertama bernama Dewasiwuka, putranya bernama Liswa, setelah dilantik menjadi raja bernama gajayana.
- Gajayana memuja sang Agastya (Dewa Siwa), dengan membuat Candi Badut.
5. Kerajaan Mataram Lama
Kerajaan Mataram lama pada umumnya dikuasai oleh dua dinasti (keluarga) yaitu keluarga Sanjaya dan Syailendra.
a. Keluarga Sanjaya (di Jawa Tengah Utara) beragama Hindu
b. Keluarga Syailendra (di Jawa Tengah Selatan) beragama Budha
Tetapi dua keluarga ini dapat bersatu ditandai dengan perkawinan antara Rakai Pikatan (Sanjaya) dengan Pramodhawardani (Syailendra).
5.1. Kerajaan Mataram (Dinasti Sanjaya)
a. Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah, dikelilingi gunung (Serayu, Prau, Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merbabu, Sewu) dan daerahnya dialiri sungai (Bogowonto, Progo, Elo, Bengawan Solo)
b. Sumber Sejarah
dapat diketahui dari Prasasti Canggal (732 M), Prasasti Belitung/Mantyasih (907 M), Prasasti Agapura.
c. Raja-raja yang memerintah, berdasarkan prasati Balitung :
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watukumalang
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Diah Balitung
d. Berakhirnya Kerajaan Mataram Lama (Jawa Tengah)
Pengganti Raja Balitung , berturut-turut adalah Daksa, Tulodong dan Wawa (Wawa Raja terakhir Dinasti Sanjaya). Oleh Empu Sendok (menantu Wawa) pusat pemerintahan dipindak ke Jawa Timur, dengan alasan :
1. Keadaan Jawa Tengah kurang menguntungkan karena tidak memiliki pelabuhan yang baik.
2. Sering terjadi bencana alam terutama meletusnya Gunung Merapi.
3. Terancam oleh kerajaan Sri Wijaya.
e. Perkembangan politik kerajaan Mataram Lama
Kerajaan Mataran didirikan oleh Sanjaya, selanjutnya mengalami perkembangan pesat. Pada pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram menjadi penguasa tunggal atas wilayah Jawa Tengah, dan mencapai masa kejayaan sewaktu raja Diak Balitung. Adapun faktor yang mendukung pertumbuhan menjadi besar yaitu :
1. Wilayah terletak di daerah subur
2. Raja-rajanya cakap dan bijaksana
3. Ada hubungan harmonis antara raja dengan kaum Brahmana/para pendeta.
4. Adanya toleransi antara umat Hindu dan Budha sehingga terjalin kerukunan hidup yang baik.
5. Raja-raja Mataram mampu menjalin hubungan diplomasi yang baik dengan negara kerajaan disekitarnya (Sri wijaya, Siam, India, Cina).
f. Peninggalan budaya berupa candi bercorak Hindu seperti : Candi Komplek Diang, Candi Gedong Songo, Prambanan, Sambisari dan Boko.
5.2. Kerajaan Mataram (Dinasti Syailendra)
a. Diperkirakan antara daerah Bagelen dan Yogyakarta pada pemerintahan Balaputradewa pusatnya di gunung selatan (berdasar bukti peninggalan istana Ratu Boko).
b. Sumber sejarah berupa prasasti : kalasan (776 M) Klurak (782 M) didaerah Prambanan, Prasasti karang Tengah (824 M), Ratu Boko (856 M), Nalanda (860 M).
c. Raja-raja yang memerintah, berdasarkan prasasti raja Syailendra berturut-turut : Bhanu Wisnu, Indra, Samarathangga, Balaputradewa.
d. Kehidupan politik, kerajaan Syailendra mencapai kejayaan pada masa Samarathungga. Tetapi setelah Pramodhawardani, kerajaan digabung dengan Mataram Sanjaya (melalui politik perkawinan).
e. Peninggalan budaya berupa candi bercorak budha seperti : Mendhut, Pawon, Borobudur, Sari dan Sewu.
6. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri abad 7, ibukotanya mengalami beberapa kali perpindahan dari Muara Takus, ke Jambi dan akhirnya ke Palembang. wilayah kerajaan Sri Wijaya sangat luas yaitu meliputi beberapa daerah di wilayah nusantara. maka Sri Wijaya merupakan “Negara Nasional yang Pertama”. puncak kejayaannya terjadi pada abad 9 yaitu pada masa pemerintahan raja Bala Putra Dewa dari dinasti Syailendra (Mataram Kuno).
a. Sumber Sejarahnya
1. Berupa Prasasti :
- Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kedukan Batu terdapat di Palembang
- Prasasti Kota Kapur terdapat di Pulau Bangka
- Prasasti Karang Birahi terdapat di Jambi
Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallwa berbahasa Melayu Kuno.
- Prasasti Palas Pasemah (Lampung Selatan)
- Prasasti Ligor (Semenanjung Malaka)
- Prasasti Nalanda (India)
2. Berita Cina : musafir Cina yang bernama I-Tsing pernah singgah di Sri Wijaya, selama enam (6) bulan dalam perjalanan dari Kanton (Cina) menuju India. dan sekembalinya dari India ia singgah di Sri Wijaya selama 4 tahun.
b. Peranan Sriwijaya
1. Di bidang Politik, keberhasilannya memperluas wilayah hingga ke pulai lain, maka Sriwijaya mendapat julukan sebagai negara nasional pertama di Indonesia
2. Di bidang Ekonomi perdagangan, dilihat dari jalur pelayaran India-Cina atau sebaliknya maka kedudukan Sriwijaya amat strategis, dimana kapal-kapal dagang yang akan atau dari Cina ke Indonesia tentu lewat dan singgah di Sriwijaya, sehingga menjadi pusat perdagangan.
3. Di bidang Agama, Sriwijaya tampil sebagai pusat agama Budha di Asia Tenggara. Di pusat kerajaan terdapat terdapat perguruan tinggi agama budha dan ilmu bahasa sanskerta. Banyak Biksu Sriwijaya yang terkenal, seperti : Amogawajra, Salayakirti, Dharmakirti, dan Dharmapaka.
4. Di bidang Maritim, untuk menjaga wilayah yang luas dan demi keamanan perdagangan laut, maka Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat. Sriwijaya mampu menguasai lautan nusantara dan dapat melindungi perdagangan, sehingga disebut sebagai negara “Maritim”.
c. Raja-raja yang pernah memerintah Sriwijaya
- Dapunta Hyang, sebagai pendiri
- Bala Putra Dewa (Dinasti Syailendra), kerajaan mencapai kejayaan.
- Sanggrama Tungga Wijayatunggawarman
Guru besar agama Budha Sriwijaya yang terkenal : Dharmapala dan Sakyarti
d. Peninggalan
Prasasti-prasasti yang berbahasa Melayu Kuno, area Budha di bukit Siguntang Palembang, Candi Muara Takus di Riau.
e. Berakhirnya kerajaan Sriwijaya :
- Diserang oleh Raja Rajendra Cola dari kerajaan Colamandala (India) tahun 1025.
- Diserang raja Kertanegara dari Singosari, yang terkenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu tahun 1275
- Serangan angkatan laut Mojopahit tahun 1377
7. Kerajaan Medang Kamulan/ Mataram – Jawa Timur
a. Kerajaan Medang terletak di Tambelang-Jombang kemudian di pindahkan ke Watu Galuh di antara gunug Semeru dan gunung Wilis Jawa Timur.
Pendiri kerajaan Medang : Empu Sendok dengan Wangsa Isyana
b. Sumber Sejarah
Kerajaan Medang dapat diketahui dari keberadaan prasasti yang dibuat Empu Sendok, seperti : prasasti Pucangan, Anjuk Landang, dan prasasti Calcuta.
c. Pemerintahan Wangsa Isyana
ð Empu Sendok (929-948)
Pada masa Empu Sendok berhasil ditulis buku suci agama Budha : Sang Hyang Kamanikan
ð Dharmawangsa (991-1016)
Pada masa pemerintahannya terjadi peristiwa Pralaya (gugurnya Dharmawangsa dan keluarga karena diserang kerajaan Wora Wari dari Jawa)
ð Airlangga (1019-1049)
Pada masa Airlangga dibangun Bendungan Waringin Supta dan Muncul kitab Arjuna Wiwaha gubahan Empu Kanwa. Pada tahun 1041 kerajaan dibagi menjadi dua yaitu :
- Panjalu atau Kediri dengan Ibu Kota Daha
- Jenggala denagan Ibu kota Kahuripan
8. Kerajaan Bali
Kerajaan Bali merupakan kerajaan Hindu yang dipimpin oleh Wangsa Warmadewa. Raja-raja terkenal dari wangsa Warmadewa adalah : Sri Candra Bhayasingka Warmadewa, Udayana, Anak Wungsu, (1049-1077). Sedangkan raja-raja sesudah wangsa Warmadewa adalah : Sri Jayasakti, dan Jayapangus.
9. Kerajaan Kediri
Dalam perang saudara anatara Jenggala dan Kediri, akhirnya peranag dimenangkan oleh Kediri dan kerajaan dapat dipersatukan kembali. Wilayah kerajaan Kediri awalnya meliputi Kediri, Madiun, dan bagian Medang Kamulan, Ibu Kota di Daha.
a. Sumber Sejarah
1) Prasasti : P. Sirah Keting, Prasasti di Tulungagung dan Kertosonso, P. Ngantang, P. Jaring, P. Kamulan.
2) Berita Cina, berasal dari Kroink Chu Fan Chi yang dikarang oleh Ju Kua.
b. Raja-raja yang memeritah Kediri
Jayawarsa (1104-1116) selanjutnya digantikan berturut-turut Bameswara (1117-1135), Jayabhaya (1135-1157), Sarweswara (1159-1161), Aryeswara (1169-1181), Gandra (1181) Kamesrawa (1182-1185), Kertajaya (1190-1222) Kediri mencapai kejayaan pada masa Raja Jayabhaya.
c. Berakhirnya kerajaan Kediri
Pada tahun 1222 Raja Kertajaya diserang oleh Ken Arok dari Tumapel dalam peristiwa Ganter. Sejak peristiwa ini maka tamatlah kerajaan Kediri.
d. Peninggalan budaya yang nampak adalah di bidang sastra
1. Krisnayana, zaman raja jayawarsa
2. Bharatayudha, oleh Empu Sidah dan Panuluh zaman raja Jayabaya
3. Arjuna Wiwaha, oleh Empu Kanwa zaman raja Jayabaya
4. Hariwangsa, oleh Empu Panuluh (Jayabaya)
5. Smaradahana, oleh Empu Dharmaja (Kameswara)
6. Writtasancaya dan Lubdaka, oleh Empu Tanakung
10. Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari terletak di sebelah utara Malang Jawa Timur dibangun oleh Ken Arok setelah dapat mengalahkan kertajaya dari Kediri tahun 1222 M.
a. Sumber Sejarahnya
1) Kitab Pararaton, Kitab Negarakertayama
2) Prasasti Balawi, Maribong, Kusmala, dan Mula Malarung.
3) Berita Cina, yang menyatakan Kaisar Kubilai Khan pernah mengirim pasukan untuk menklukkan Singosari
b. Raja Singosari setelah Ken Arok (Sri Rajasa) berturut-turut adalah: Anusopati, Tohjoyo, Wisnu Wardhana/ Ranggawuni, Kertanegara (raja terbesar dan sekaligus raja terakhir Singosari)
c. Kehancuran Singosari, akibat serangan raja Jayakatwang (Kediri)
Kehidupan budaya, seni arsitektur berkembang. Peninggalan berupa candi seperti: Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singosari, Arca Dewi Prajnaparamita (perwujudan Ken Dedes) arca Joko Dolok (Perwujudan Kertanegara). Kitab Pararaton: menceritakan riwayat raja-raja Singosari, Negara Kertagama: memuat silsilah raja Mojopahit yang berhubungan dengan raja “Singosari”.
11. Kerajaan Majapahit
1. Lokasi pusat kerajaan Mojopahit diperkirakan terdapat di Trowulan mojokerto Jawa Timur
2. Berdirinya kerajaan Mojopahit
Pada tahun 1292 Jayakatwang Raja Kediri menyerang Singosari dan raja Kertanegara terbunuh. Raden Wijaya menantu Kertanegara melarikan diri ke Madura. Oleh Adipati Madura raden Wijaya disarankan menyerahkan diri dan mengabdi kepada Raja Jayakatwang.
Sementara itu datanglah pasukan Cina yakni tentara Kubilai Khan untuk menyerang Raja Kertanegara. Namun mereka tidak tahu kalau raja Kertanegara sudah wafat. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jayakatwang. Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Cina, akibatnya Kediri dapat dihancurkan. Pasukan Cina yang akan kembali ke pelabuhan diserang secara mendadak oleh Raden Wijaya sehingga pasukan cina cerai berai dan meninggalkan Jawa Timur.
Pada tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Mojopahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Si masa pemerintahannya keadaan Majapahit aman dan tentram. Untuk memperkuat kedudukannya Raden Wijaya memperistri keempat putri Kertanegara. Pada tahun 1309 Raden Wijaya wafat, jenasahnya dimakamkan di dimping atau candi sumberjati dekat Blitar. Kemudian diganti putranya yaitu Kalagemet atau Jayanegara.
Pada masa pemerintahan Jayanegara, Mojopahit sering terjadi pemberontakan, antara lain: pemberontakan Ronggolawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Numbi (1316), pemberontakan Semi (1316) danpemberontakan Kuti (1319). Namun semua pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Pada tahun 1328 Jayanegara wafat diganti oleh Tribuana Tunggal Dewi.
Pada masa pemerintahan Tribuana Tunggal Dewi di Mojopahit terjadi pemberontakan Sadeng (1331) pemberontakan tersebut juga berhasil dipadamkan Gajah Mada. Karena jasanya, Gajah Mada mengucapkan sumpah PALAPA yang artinya “saya tidak akan makan palapa sebelum Nusantara bersatu di bawah Mojopahit”. Gagasan Gajah Mada mulai dilaksanakan , tahun 1343 Bali dapat ditundukkan, berikutnya kerajaan-kerajaan Melayu berhasil dikuasai (Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Sumatra) juga dikuasai.
Pada tahun 1350 Tribuana Tunggal Dewi wafat digantikan putranya Hayam Wuruk. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada cita-cita menyatukan seluruh Nusantara dapat terlaksana. Wilayah Mojopahit meliputi seluruh Nusantara dan di luar wilayah Nusantara sehingga dinamakan “Negara Nasional Indonesia yang kedua”
3. Hubungan Mojopahit dengan negara tetangga sangat baik. Persahabatan tersebut dianamakan Mitrakasatata artinya kerjasama dalam perdagangan.
4. Berakhirnya kerajaan Mojopahit disebabkan:
a. Tidak ada pengganti cakap seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
b. Terjadinya perang Paregreng
c. Terdesak oleh masuknya Islam dan berdirinya kerajaan Islam
d. PerdaganganMojopahit mundur sebab terdesak Malaka
Peristiwa runtuhnya Mojopahit ini ditandai dalam Candrasengkala sirna-ilang-kertaning-bhumi (1400 saka/ 1478 M)
5. Hasil Seni budaya yang berupa bangunan candi antara lain: candi penatran (Blitar), Pori (Porong) Sumentar dan Sumberjati (Blitar), candi Tikus (Trowulan, Mojokerto)
Hasil seni sastra yang terkenal
a. Kitab negara kertagama (empu Prapanca) berisi tentang kisah kerajaan Majapahit.
b. Kitab Sutasoma atau Puru sada Santa (Empu Tantular). Dari kitab inilah kalimat pada kakilambang negara kita diambil, yaitu “Bhineka Tunggal Ika TanHana Dharma mangrwa”
c. Kitab Arjunawiwaha ( karya Empu Tantular)



sumber : http://sekelebatilmu.blogspot.com/2013/03/rangkuman-ips-kelas-7-tentang-kerajaan.html

thanks for watching and learning :) Hope usefull and leave comments ! :D