Uang , Bank dan Kebijaksanaan Moneter
Teori Uang dan Motif memegang Uang
Uang merupakan segala sesuatu yang dapat diterima sebagai pertukaran barang dan jasa, tetapi bukan merupakan objek, tetapi yang mewakili daya beli dari suatu income.
Fungsi uang secara tradisional berfungsi sebagai alat pertukaran (medium of exchange), yang harus mempunyai syarat:
* Harus mudah distandardkan untuk memastikan nilainya;
* Harus dapat diterima secara luas;
* Harus mudah dibawa;
* Harus tidak mudah rusak (tahan lama);
* Seminimum mungking membawa penularan dan kontaminasi atas suatu penyakit, sehingga penggunaan bahan uang menjadi faktor penting.
Fungsi uang sebagai alat ukur perekonomian (unit of account) sangat penting dalam menentukan nilai dari suatu barang dan jasa, sehingga dapat ditentukan harga barang dan jasa secara independen. Syaratnya adalah:
* Mudah dibagi keunit yang lebih kecil tanpa mengurangi nilainya;
* Harus mempunyai nilai yang setara/equivalen;
* Mempunyai berat, ukuran yang spesifik.
Uang juga berfungsi sebagai alat penyimpan yang sifatnya lebih liquid dari pada aset lainnya. Syaratnya adala tahan lama, stabil dan sulit dipalsukan/keasliannya mudah dikenali.
Evolusi sistem pembayaran diawali dengan penggunaan komoditas pertanian, lalu beralih ke komoditas logam dan terakhir dengan electronic money. Perubahan bentuk uang seiring dengan perubahan tingkah laku manusia. Semakin mudah uang berfungsi sebagai alat pembayara, semakin mudah masyarakat mengakses barang dan jasa dan semakin mengurangi diskriminasi sosial.
Secara umum, jenis uang terdiri dari uang kertas dan uang logam (M0 = currency), namun kemudian berkembang menjadi:
* uang kertas dan logam serta uang giral (M1)
* sejenis uang tetapi tidak mempunyai fungsi sebagai alat pertukaran (M2, misalnya tabungan atau deposito).
* Deposito jangka panjang (M3).
Agar fungsi uang dapat berlaku diseluruh Indonesia maka perlu diperhatikan ciri, rancangan dan pengamanan uang, yaitu:
* Aspek legal dan dapat diterima, seperti proteksi keaslian uang, nomor serial, mudah dikenali, mudah dibawa.
* Ciri uang: material, impresi, ukuran dan nilai pecahan (denominasi).
* Aspek nilai uang, seperti nilai pecahan, kelayakan nilai dikaitkan dengan nilai barang dan jasa dan stabilitas nilai uang.
* Kemudahan menyimpan dan membawa: ukuran, bahan dan kenyamanan digunakan termasuk transaksi digital ATM.
* Umur uang (lifecycle): tidak mudah rusak, toleransi keusangan.
* Aspek pengamanan: tidak mudah ditiru atau dipalsu dan pengaturan pemusnahan uang yang sudah usang.
Jika pencetakan uang dengan denominasi terkecil saat sudah tidak ada nilainya lagi maka perlu pertimbangkan untuk ditiadakan. Penambahan jumlah uang kertas dan logam harus disesuaikan dengan kebutuhan uang itu sendiri (money demand).Yang lebih penting adalah proporsi jumlah uang yang dicetak untuk setiap denominasi, hal ini untuk menghindari inflasi.
Mengingat uang rupiah (uang kertas dan logam) adalah alat pembayaran yang sah, maka untuk dapat melaksanakan kebijakan di bidang moneter secara efektif, jumlah uang yang beredar harus dapat dikelola dengan baik agar jumlahnya sesuai dengan kebutuhan perekonomian negara. Jumlah uang beredar harus direncanakan berdasarkan perhitungan yang benar dan tepat berdasarkan “program moneter” bank sentral. Oleh karena itu, tugas pencetakan uang sebagai bagian pelaksanaan kebijakan moneter harus direncanakan secara utuh dan terintegrasi. Dalam rangka tugas pokok BI antara lain menjaga inflasi maka BI menggunakan instrumen pokok yaitu suku bunga (harga mata uang). Kebijakan ekonomi ke depan selalu dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi, berdampak jumlah uang yang harus disediakan. Dalam perencanaan BI memprediksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi guna menentukan jumlah uang tunai (yang dicetak dan diedarkan). Salah satu yang juga diperhitungkan adalah kebutuhan persediaan yang perlu ada, dan berapa yang harus dimusnahkan, sehingga uang beredar dalam keadaan “segar”. Kemudian dibagi menurut denominasi sesuai survey minat masyarakat dan permintaan bank-bank kepada BI.
Pengaturan kewajiban penggunaan uang rupiah di wilayah NKRI dimaksudkan untuk mempersempit peluang meluasnya currency substitution. Rambu-rambu ini diperlukan mengingat dalam lokasi dan jumlah terbatas, currency substitution belum menimbulkan permasalahan berarti bagi pelaksanaan kebijakan moneter. Namun bila ketentuan ini tidak diatur dapat mendorong meluasnya pemakaian valuta asing. Dari pengalaman berbagai negara, pada saat inflasi tinggi, maak fenomena ini akan meluas dengan cepat, tidak hanya tunai tetapi termasuk portofolio asset dan kewajiban perbankan dalam valas, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan yang pesat atas frekuensi dan nominal shifting antara rupiah dan dollar yang sukar diprediksi jumlah serta motifnya. Akibatnya nilai tukar menjadi volatile sehingga mempersulit pencapaian nominal anchor kebijakan moneter, khususnya penurunan laju inflasi.
Bank Sentral dan Bank Umum
Bank Sentral berfungsi sebagai pengendali moneter (mengontrol uang primer), melakukan pengaturan dan pengawasan perbankan serta melakukan pengaturan sistem pembayaran, termasuk mencetak dan mengedarkan mata uang.
Bank umum berperan sebagai mediator pengedaran uang dari bank sentral kepada publik, menghasilkan jenis uang diluar currency, menciptakan uang beredar melaui produk bank, menciptakan perubahan perilaku masyarakat dalam memegang uang, dan menjadi lembaga intermediari untuk mendorong peran uang dalam perekonomian.
Pemerintah berperan untuk menetapakan nama mata uang yang dipakai dalam suatu negara, menetapkan mata uang sebagai alat pembayaran (legal tender), memberikan jaminan hukum atas penggunaan mata uang yang sah. Dalam jangka pendek pencetakan uang dapat menyebabkan suku bunga perbankan turun, dan secara teori investasi dapat meningkat. Namun demikin dalam jangka panjang, penambahan uang tersebut akan memicu inflasi. Efek penciptaan uang yang tidak disinggung dalam RUU Mata Uang adalah efek Seigniorage, yaitu selisih antara nilai uang (face value) dengan biaya pencetakannya, yang mana biasanya nilai cetaknya lebih kecil dari pda nilai uangnya sendiri, sehingga memberikan keuntungan bagi yang mencetaknya (Bank Sentral).
Seigniorage oleh Bank Sentral (yang merupakan lembaga nirlaba) dikembalikan kepada pemerintah yang juga merupakan institusi nirlaba, sehingga akan dieliminir dengan penurunan pajak dan peningkatan belanja.
Kebijaksanaan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation), Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate), Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio), Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion), Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernah memanas. Pada saat itu pemerintah melakukan kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy dan vice versa. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang harus dibayar relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa open market operation memerlukan ongkos yang mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendala yang lebih besar, yaitu pengaruh pasar keuangan internasional.
sumber : http://deagestano.blogspot.com/2010/05/uang-bank-dan-kebijaksanaan-moneter.html
Thanks for reading, hope usefull :))
Follow me, and leave comment :D
share and share ! :D
for me : Eat, pray, love, live, music and movie :D hidup lebh bermanfaat kala kita berbagi :)
Rabu, 22 Mei 2013
Makro Ekonomi ; Teori Determinasi Pendapatan Nasional
Makro Ekonomi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I KONSEP – KONSEP DASAR MAKRO EKONOMI
1. Masalah –masalah Dasar Organisasi Ekonomi
2. Pengertian Makro Ekonomi
3. Konsep dan Tujuan Makro Ekonomi
4. Konsep Permintaan dan Penawaran Agregat
BAB II PENGUKURAN OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Konsep Pendapatan Nasional
2. Pendekatan – Pendekatan dalam Melihat GNP
BAB IV KONSUMSI DAN INVESTASI
1. Konsumsi dan Tabungan
2. Fungsi Konsumsi
3. Fungsi Tabungan
4. Fungsi Investasi
BAB V DASAR – DASAR PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGAT
1. Dasar Analisis Permintaan Agregat
2. Dibalik Kurva Permintaan Agregat
3. Dasar Analisis Permintaan Agregat
1. Faktor – faktor Penentu penawaran Agregat
BAB VI MODEL PENGGANDAAN
1. Model Penggandaan Dasar
2. Kebijakan Fiskal Dalam Model Penggandaan
3. Penetapan Output Dalam Perekonomian Terbuka
BAB VII PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran – saran
Daftar Pustaka
BAB I
KONSEP-KONSEP DASAR MAKRO EKONOMI
1. Masalah – Masalah Dasar Organisasi Makro Ekonomi
Banyak alasan yang membuat teori makroekonomi menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan :
a. Makroekonomi merupakan pusat keberhasilan/kegagalan suatu bangsa.
b. Makro ekonomi menjadi topik utama karena suatu negara bisa menanggung akibat besar pada prestasi ekonominyayang dihasilkan dari berbagai kebijakan ekonominya.
2. Pengertian Makro Ekonomi
Makro ekonomi adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
1. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
4. Ekspor dan impor
Peran Pemerintah dalam makro Ekonomi
Ada tiga kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi makroekonomi :
1. Kebijakan fiskal
2. Kebijakan Moneter
3. Pertumbuhan Ekonomi atau kebijakan sisi penawaran
a). Kebijakan Fiskal
Yaitu kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengolah/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran penerintah.
b). Pajak
Pajak adalah iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat wajib, memaksa dan legal sehingga pemerintah mempunyai kekuatah hukum atau menindak wajib pajak yang penting memenuhi kewajiban.
c). Klasifikasi pajak
1. Pajak Objektif
2. Pajak Subjektif
3. Pajak langsung
4. Pajak tidak langsung
d). Politik Anggaran
Politik anggaran dibagi tiga :
1. Anggaran Defisit adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit
2. Anggaran Surplus adalah anggaran pemerintah lebih besar dari pengeluaran
3. Anggaran berimbang adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan penerimaan
e). Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
Ada 4 istruman kebijakan Moneter
1. Operasi pasar terbuka
2. Politik Diskonto
3. Rasio cadangan Wajib
4. Imbauan Moral
f). Tiga Keprihatian utama makro Ekonomi
1). Inflasi
2). Pertumbuhan Output
3). Pengangguran
3. Konsep dan Tujuan Makro Ekonomi
Tujuan dari Makroekonomi adalah :
1. Output tinggi lalu pertumbuhan cepat
2. Kesempatan kerja yang tinggi pengangguran terpaksa yang rendah
3. Stabilitas harga dalam pasar bebas
4. Perdagangan luar Negeri
a). Instrumen-instrumen Kebijakan
1). Kebijakan Moneter
2). Kebijakan fiskal
3). Kebijakan Ekonomi Internasional
4). Kebijakan Pendapatan
b). Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro
Sasaran makro ekonomi yang sering diperjuangkan adalah pemeliharaan kondisi Full Employment atas tenaga kerja dan sumber – sumber daya lainnya. Masyarakat selalu menuntut tingkat pengangguran yang rendah dan output yang setinggi mungkin.
4. Konsep Pemerintah dan Penawaran Agregat
a). Penawaran agregat
Adalah jumlah total barang dan jasa yang hendak di produksi dan dijual oleh kalangan usaha atau suatu negara selama periode tertentu. Penawaran agregat tergantung pada tingkat harga, kapasitas produksi perekonomian yang bersangkutan dan tingkat biaya.
b). Permintaan Agregat
Merupakan jumlah seluruh sektor berbeda yang ada dalam perekonomian yang bersedia berbelanja selama periode tertentu.
c). Kurva Penawaran dan Permintaan Agregat
Kurva penawaran dan permintaan agregat digunakan untuk membantu analisis keseimbangan makroekonomi. Dengan menggunakan penawaran dan permintaan agregat, kita bisa mengetahui bagaimana ekspentasi moneter meningkatnya output dan harga-harga.
d). Keseimbangan Makro ekonomi
Keseimbangan makro ekonomi adalah suatu kombinasi seluruh harga dan kuantitas dimana pihak penjuan dan pembeli sama – sama tidak bersedia mengubah tingkat penjualan, pembelian maupun harganya.
BAB II
PENGUKURAN OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional Bruto atau GNP merupakan ukuran yang paling komperhensip dari total output barang dan jasa suatu negara.
Produk Domestik Bruto atau GDP adalah seluruh barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun termasuk didalamnya ialah barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan oleh orang dan perusahaan asing.
Produk Nasional Neto ialah nilai pasar semua barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun (GNP) dikurangi penyusutan – penyusutan untuk penggunaan barang modal. Jadi NNP = GNP – penyusutan (deprecitation).
Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI), ialah semua jenis pendapatan baik yang diperolah karena berfungsi sebagai faktor produksi maupun tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara.
Pendapatan Disposibel atau Pendapatan Bersih adalah total pendapatan perseorangan yang siap dibelanjakan DI = PI – Pajak Langsung.
2. Pendekatan – Pendekatan dalam melihat GNP
Ada dua pendekatan dalam melihat GNP yaitu :
1. Pendekatan Arus Barang
Setiap tahun masyarakat mengkonsumsi barang akhir dan barang jasa akhir. Disini hanya dimasukan barang – barang yang terutama dibeli dan digunakan konsumen. Kita menggunakan penghasilan kita untuk membeli barang – barang konsumsi.
2. Pendekatan Arus Penghasilan Atau Biaya
Produk nasional bruto dirumuskan sebagai jumlah seluruh penghasilan faktor produksi (berupa gaji, upah, bunga, sewa dan laba) yang merupakan biaya untuk menghasilkan barang dan jasa akhir dalam masyarakat.
a. Perhitungan Usaha GNP
Perhitungan pendapatan produk nasional bruto dapat diperoleh dari laporan keuangan ( rugi/laba) perusahaan
b. Masalah Perhitungan Ganda
Adalah seluruh nilai barang dan jasa akhir. Produk akhir adalah produk yang diproduksi dan dijual untuk konsumsi atau investasi. Dengan pengertian itu maka nilai barang antara atau barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan barang lain atau barang-barang yang harus mengalami proses produksi lebih lanjut sebelum dimanfaatkan secara langsung oleh konsuman tidak boleh dihitung.
c. GNP Riil vs GNP Nominal : “Deflasi”
GNP Nomonal adalah hasil perhitungan GNP berdasarkan harga pasar aktual atau pada tingkat harga yang berlaku. GNP Riil adalah GNP pada tingkat harga konstan atau merupakan hasil bagi antara GNP Nominal dengan indeks harga atau deflator GNP (GNP Riil = GNP Nominal deflator GNP).
Jadi GNP Nominal menunjukan total nilai dari barang – barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun tertentu, diukur menurut harga yang berlaku setiap tahunnya. GNP Riil memperbaiki konsep GNP Nominal dengan mengukur nilai output menurut harga konstan untuk satu tahun dasar, sehingga membentuk nilai output berdasarkan harga konstan karena GNP deflator sama dengan harga GNP maka
Q = GNP Riil = GNP Nominal = PQ
Deflator GNP
BAB III
INVESTASI DAN PEMBENTUKAN MODAL
1. Investasi
Investasi adalah penambahan stok modal di suatu negara seperti bangunan, peralatan produksi dan barang – barang inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan pengorbanan konsumsi saat ini untuk memperbesar konsumsi di masa mendatang. Termasuk tindakan kita untuk tidak membelanjakan uang yang ada. Akan tetapi menurut para pakar ekonomi investasi merupakan produksi barang-barang modal tahan lama.
2. Determinasi DNP dengan faktor Pemerintah
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan konsumen terbesar, oleh karena intu dalam menghitung GNP harus mengikut sertakan nilai produk yang dikonsumsi atau diinvestasikan oleh seluruh bangsa secara kolektif. Dengan demikian kita harus memasukan barang-barang pribadi dan barang-barang yang berupa fasilitas umun.
Pengeluaran pembayaran transfer hanya memasukan pembelanjaan pemerintah terhadap barang dan jasa dan tidak memasukan pengeluaran terhadap pembayaran trasnfer.
Pembayaran transfer pemerintah adalah pembayaran pemerintak kepada individu-individu yang tidak dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai penghasilannya. Pengeluaran pemerintah berupa bantuan tunjangan kepada para pengenggur, uang pensiun, bantuan bagi anak yatim piatu atau orang cacat termasuk pembayaran transfer.
3. Kaitan Investasi Dengan Tabungan
Salah satu kaitan penting dalam perhitungan pendapatan nasional adalah kaitan antara tabungan dan investasi. Untuk mengukur investasi dapat dilakukan dengan pendekatan arus barang dan pendekatan arus penghasilan/biaya.
BAB IV
KONSUMSI DAN INVESTASI
1. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah komponen tunggal terbesar dari GNP mencangkup 66% dari pengeluaran total. Komponen utama dari konsumsi adalah perumahan, kendaraan bermotor, makanan dan pelayanan kesehatan.
Ada tiga komponen utama konsumsi :
1. Barang-barang tahan lama seperti mobil.
2. Barang-barang tidak tahan lama seperti makanan
3. Jasa-jasa seperti seperti pendidikan tinggi.
Tabungan, merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. Jadi tabungan adalah pendapatan dikurangi konsumsi.
2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menunjukan hubungan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposibel perorangan.
Titik impas ( break even point ) terjadi bilamana tingkat pengeluaran tepat sama dengan pendapatan disposibel.
Faktor-faktor yang menentukan konsumsi adalah :
a. Pendapatan disposibel
b. Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan yang akan diterima rumah tangga
c. Kekayaan atau faktor lain, kekayaan membuktikan bahwa kekayaan yang lebih tinggi mengakibatkan konsumsi lebih tinggi.
3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan menunjukan hubungan antara tingkat tabungan dengan tingkat pendapatan.
a. MPC ( marginal propensity to consume )
Adalah tambahan jumlah pengeluaran konsumsi oleh masyarakat sejalan dengan peningkatan pendapatan, atau tambahan konsumsi akibat naiknya pendapatan.
MPC = ^C
^ Yd
b. MPS ( marginal propensity to save )
Adalah tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan atau tambahan menabung sebagai akibat dari tambahan pendapatan.
MPS = ^S
^Yd
c. APC ( Average propensity to consume )
Atau kecenderungan mengkonsumsi rata-rata pada tingkat pendapatan nasional tertentu artinya perbandingan antara besarnya suatu konsumsi pada suatu tingakat pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri.
APC = Cn
Yn
d. PTC ( Propensity to consume )
Adalah kecenderungan untuk mengkonsumsi atau kecenderungan individu-individu untuk mengeluarkan sebagian dari pendapatan mereka untuk tujuan konsumsi.
PTC = C
Y
e. APS ( average propensity to save )
Atau kecenderungan menabunga rata-rata. Pada waktu rumah tangga mengambil tabungan, maka nilai APS negatif. Sebaliknya pada waktu pendapatan disposibelnya tidak dibelanjakan, maka APS positif. Selain itu kenaikan pendapatan disposibel akan menaikan konsumsi rumah tangga. Tetapi jika kenaikan konsumsi lebih kecil dari pendapatan disposible, maka kelebihan disposibel itu akan ditabung.
APS = S
Yd
f. PTS ( propensity to save )
Adalah kecenderungan individu untuk mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk tabungan.
PTS = S
Y
4. Fungsi Investasi
a. Fungsi Investasi
Adalah hubungan antara investasi dengan faktor yang mempengaruhinya. Ada dua peran investasi dalam makroekonomi :
1. Investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar dan tidak mudah habis, maka perubahan besar dalam investasi akan sangat mempengaruhi pernintaan.
2. Investasi mendorong terjadinya akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan lainnya, akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
b. Komponan investasi :
1. Konstruksi baru
2. Peralatan tahan lama
3. Perubahan persediaan
c. Faktor penentu Investasi
1. Hasil penjualan
2. Biaya
3. Ekspektasi
d. Kurva permintaan Investasi
Adalah hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi. Untuk mempertimbangkan investasi, perusahaan membandingkan pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal tahunan. Selisih antara biaya modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut laba, bila nlaba positif investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif, investasi rugi.
e. Pergeseran kurva permintaan investasi
Investasi dipengaruhi oleh unsur-unsur lain seperti :
1. GNP
2. Pajak
3. Ekspektasi dan perkiraan masa depan
f. MEC ( marginal effisiency of capital )
Adalah efisiensi marjinal modal yaitu bila hasi produksi yang diharapkan memberikan pendapatan yang lebih besar daripada harga untuk pembelian barang-barang modal dengan kata lain bila investasi itu menciptakan rate of return over cost atau perbandingan antara rate of return dengan biaya investasi.
g. Kurva MEC Agregatif
Adalah kurva yang menunjukan jumlah stok kapital nasional yang diinginkan masyarakat pada tingkat suku bunga. Ini berarti masyarakat menghendaki adanya pembentukan modal besar Ko.Ki
h. MEI ( marginal effisiency of investmet )
Adalah tambahan investasi marginal. Kerva permintaan investasi agregatif mempunya bentuk yang mirip dengan kurva MEC yaitu keduanya berbentuk ke kanan menurun tetapi kedua kurva tersebut berbeda. Kalau investasi merupakan pengertian flow atau aliran, tetapi kapital merupakan stok sekalipun tidak dapat dijumlahkan antara kurva MEC dan MEI tetapi kedua kurva tersebut berhubungan.
i. Jenis – Jenis Investasi
1. Investasi bruto dan investasi neto
Investasi bruto adalah tambahan barang – barang modal sebelum dikurangi penyusutan sedangkan investasi neto adalah investasi bruto dikurangi penyusutan.
2. Investasi Terpengaruh
Adalah investasi yang dilakukan sebagai akibat dari naiknya pendapatan nasional, artinya apabila pendapatan nasional meningkat akan memperbesar pendapatan masyarakat. Dengan kata lain apabila pendapatan nasional meningkat, maka investasi akan barng-barang modal akan meningkat.
BAB V
DASAR – DASAR PENAWARAN
DAN PERMINTAAN AGREGAT
1. Dasar Analisis Permintaan Agregat
Permintaan agregat adalah kuantitas output total atau agregat yang ingin dibeli pada tingkat harga tertentu, dimana hal ini konstan AD merupakan pengeluaran pengeluaran yang diinginkan oleh seluruh sektor produksi konsumsi, investasi domestik swasta, pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa ekspor neto.
Empat komponen AD :
a. Konsumsi
Ditentukan oleh pendapatan disposibel yaitu pendapatan perseorangan dikurangi pajak, selain itu dipengaruhi oleh kecenderungan pendapatan jangka panjang.
b. Investasi
Meliputi pembelian bangunan, peralatan dan akumulasi persediaan. Faktor penentu investasi adalah tingkat output, harga modal dan harapan dimasa depan. Faktor utama yang mempengaruhi investasi adalah kebijakan moneter.
c. Pengeluaran Pemerintah
Untuk barang dan jasa seperti pembelian tank, peralatan pembuatan jalan, jasa hakim maupun PNS lainnya secara agregat ditentukan langsung oleh pemerintah.
d. Ekspor Neto
Adalah nolai ekspor dikurangi nilai impor. Impor ditentukan oleh nilai domestik dan rasio antara harga domestik dan harga luar negeri serta nilai tukar dolar. Ekpor ditentukan oleh pendapatan dan output luar negeri, harga relatif serta kurs nilai tukar. Ekspor neto ditentukan oleh pendapatan domestik dan luar negeri, harga relaatif dan kurs nilai tukar.
2. Pergeseran Permintaan Agregat
Pada umumnya total pengeluaran cenderung turun karena tingkat harga naik dimana hal lain konstan. Tetapi bila hal lain cenderung berubah akan menghasilkan perubahan permintaan agregat.
3. Dasar Analisis Penawaran Agregat
Penawaran agregat merupakan pusat sentral perekonomian jangka panjang dan jangka pendek.
Dalam jangka pendek interaksi antara penawaran agregat dan permintaan agregat menentukan output, pengangguran dan pemanfaatan kapasitas seperti dorongan terhadap inflasi.
Dalam jangka panjang satu dekade atau lebih, penawaran agregat merupakan faktor utama dibelakang pertumbuhan ekonomi.
Penawaran agregat berhubungan dengan total output nasional yang diinginkan produksi dan dijual oleh dunia usaha pada satu tahun tertentu untuk setiap harga dimana hal lain dianggap konstan.
BAB VI
MODEL PENGGANDAAN
(MULTIPLIER)
1. Model Penggandaan Dasar
Model penggandaan menjelaskan bagaimana goncangan-goncangan terhadap investasi, perdagangan luar negeri dan pajak pemerintah dan kebijakan-kebijakan pengeluaran dapat mempengaruhi output dan pengamgguran.
Lebih dari itu penggandaan menjelaskan bagaimana permintaan agregat bekerja dengan menunjukan bagaimana sebenarnya interaksi antara konsumsi, investasi dan variabel lainnya menentukan permintaan agregat.
a. Penentuan Output dengan tabungan Investasi
Skedul konsumsi dan tabungan didasarkan pada anggaran keluarga yang berbeda kekayaan mereka seterusnya.
b. Jumlah yang Direncanakan Vs Aktual
Hal ini menunjukan adanya perbedaan antara jumlah konsumsi dan investasi yang diinginkan pada fungsi konsumsi atau skedul permintaan investasi tertentu.
Perbedaaan itu menekankan bahwa GNP berbeda dalam ekulibium hanya pada saat perusahaan dan konsumsi berbeda dalam skedul pengeluaran dan investasi yang diinginkan mereka. Tetapi investasi kadang-kadang berbeda dari investasi yang direncanakan, apabila penjualan aktual tidak sama dengan penjualan yang direncanakan maka konsekwensinya perusahaan akan menghadapi pengurangan persediaan yang tidak diinginkan. Hanya pada saat output seperti pengeluaran yang direncanakan pada C+1 sama dengan output yang direncanakan, pendapatan atau pengeluaran.
c. Analisi Atritmetika
Contoh aritmetika dapat menolong kita untuk menunjukan mengapa tingkat output ekulibium terjadi pada saat pengeluaran yang direncanakan sama dengan output yang direncanakan.
d. Penggandaan ( Multiplier )
Adalah bagian pengali perubahan investasi untuk menentukan perubahan output. Analisis penggandaan hanya dapat diterapkan pada situasi dimana output lebih kecil dari nilai potensialnya yaitu dimana terdapat sumberdaya mengenggur. Pada saat terdapat sumberdaya menganggur, peningkatan permintaan agregat akan meningkatkan outptut. Sebaliknya apabila perekonomian berproduksi pada tingkat potensial maksimum tidak ada peluang untuk meningkatkan output pada saat permintaan agregat meningkat.
Jadi modal penggandaan tidak dapat diterapkan pada masa kerja penuh karena pabrik-pabrik bekerja pada kapasitas penuh dan seluruh pekerja dipakai. Kenyataan ini menekankan bahwa model penggandaan hanya dapat diterapkan pada perekonomian dengan sumberdaya menganggur.
2. Kebijakan Fiskal dalam Model Penggandaan
Salah satu instrumen yang dipakai pemerintah untuk melinakan siklus usaha adalah kebijakan fiskal yang mencangkup pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa, pajak serta transfer. Model penggandaan paling sederhana dapat menunjukan bagaimana terdapat sumberdaya yang menganggur, perubahan pada G dan T dapat mempengaruhi tingkat output nasional.
a. Dampak Pajak Terhadap Permintaan Agregat
Keniakan pajak berarti menurunkan pendapatan disposibel, dengan penurunan pendapatan disposibel berarti kita harus mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Jika pengeluaran investasi dan pemerintah tetap pada jumlah yang sama, maka penguranga konsumsi akan menurunkan kesempatan kerja. Dengan demikian dalam model penggandaan pajak yang tinggi tanpa peningkatan pengeluaran pemerintah cenderung mengurangu GNP Riil.
b. Penggandaan Kebijakan Fiskal
Investasi, pajak dan pengeluaran pemerintah merupakan arus pengeluaran otonom yang berinteraksi dengan pengeluaran konsumsi indeuksi untuk membentuk ekulibium output nasional.
3. Penetapan Output Perekonomian Terbuka
Tidak ada satupun negara yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, setiap negara dalah negara yang perekonomiannya terbuka melakukan perdagangan barang dan jasa dengan negara lain, mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah oleh negara lain.
Faktor keempat GNP adalah ekspor neto, yaitu ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa, total pengeluaran dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam negeri ditambah pembelian oleh pemerintah untuk barang dan jasa.
Jadi untuk menghitung seluruh permintaan suatu negara tarhadap barang dan jasa, kita harus memasukan permintaan luar negeri selain permintaan dalam negeri, sehingga bisa diketahui seluruh pengeluaran warga negara suatu negara yang pengeluaran dalam negeri ditambah penjualan kepada orang asing dikurangi pembelian dalam negeri dari orang asing.
a. Faktor – faktor Penentu Ekspor Neto
Komponen ekspor neto adalah ekspor dan impor. Impor sangan dipengaruhi oleh:
1. Pendapatan output yang mengimpor
2. Pilihan antara barang impor dan barang dalam negeri berkaitan dengan relatif kedua barang tersebut.
b. Ekspor adalah cerminan terbaik dari impor :
1. Ekspor suatu negara adalah impor negara lainnya, oleh karena itu ekspor dan impor suatu negara tergantung dari pendapatan dan output dari mitra dagang negara tersebut.
2. Apabila output luar negeri meningkat, atau nilai tukar terhadap mata uang negara menurun, maka volume dan nilai ekspor suatu negara cenderung meningkat.
c. Kecenderungan Marginal untuk Mengimpor serta Garis Pengeluaran
Kecenderungan marginal untuk mengimpor adalah peningkatan dalam nilai dolar untuk impor setiap $1 peningkatan GNP.
Dunia usaha cenderung melakukan investasi yang lebih banyak untuk meningkatkan kapasitas pada output yang lebih tinggi. Kebocoran dan arus pengeluaran induktif akan mengubah kemiringan penggandaan dalam suatu perekonomain.
BAB VII
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran Makro Ekonomi mengajarkan kepada kita tentang perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan.
Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
1. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
4. Ekspor dan impor
Dan Tujuan dari Makroekonomi adalah :
1. Output tinggi lalu pertumbuhan cepat
2. Kesempatan kerja yang tinggi pengangguran terpaksa yang rendah
3. Stabilitas harga dalam pasar bebas
4. Perdagangan luar Negeri
2. SARAN-SARAN
Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 1985. Teori - Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE.
Richard G.lipsey, peter O.Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1,2.Edisi ke enam, Jakarta. Rineka Cipta
Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika
Soediyono R, 1981. Ekonomi Makro Jilid 1,2. Yogyakarta. Liberty.
Samuelson. 1982. Ekonomi Makro. Jakarta. Erlangga
................,. 1985. Ekonomi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Winardi. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung. Alumi
Sumber : http://juniarari.blogspot.com/2011/11/makro-ekonomi.html
Thanks for reading , hope usefull :)
Follow me, and leave comments :))
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I KONSEP – KONSEP DASAR MAKRO EKONOMI
1. Masalah –masalah Dasar Organisasi Ekonomi
2. Pengertian Makro Ekonomi
3. Konsep dan Tujuan Makro Ekonomi
4. Konsep Permintaan dan Penawaran Agregat
BAB II PENGUKURAN OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Konsep Pendapatan Nasional
2. Pendekatan – Pendekatan dalam Melihat GNP
BAB IV KONSUMSI DAN INVESTASI
1. Konsumsi dan Tabungan
2. Fungsi Konsumsi
3. Fungsi Tabungan
4. Fungsi Investasi
BAB V DASAR – DASAR PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGAT
1. Dasar Analisis Permintaan Agregat
2. Dibalik Kurva Permintaan Agregat
3. Dasar Analisis Permintaan Agregat
1. Faktor – faktor Penentu penawaran Agregat
BAB VI MODEL PENGGANDAAN
1. Model Penggandaan Dasar
2. Kebijakan Fiskal Dalam Model Penggandaan
3. Penetapan Output Dalam Perekonomian Terbuka
BAB VII PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran – saran
Daftar Pustaka
BAB I
KONSEP-KONSEP DASAR MAKRO EKONOMI
1. Masalah – Masalah Dasar Organisasi Makro Ekonomi
Banyak alasan yang membuat teori makroekonomi menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan :
a. Makroekonomi merupakan pusat keberhasilan/kegagalan suatu bangsa.
b. Makro ekonomi menjadi topik utama karena suatu negara bisa menanggung akibat besar pada prestasi ekonominyayang dihasilkan dari berbagai kebijakan ekonominya.
2. Pengertian Makro Ekonomi
Makro ekonomi adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
1. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
4. Ekspor dan impor
Peran Pemerintah dalam makro Ekonomi
Ada tiga kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi makroekonomi :
1. Kebijakan fiskal
2. Kebijakan Moneter
3. Pertumbuhan Ekonomi atau kebijakan sisi penawaran
a). Kebijakan Fiskal
Yaitu kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengolah/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran penerintah.
b). Pajak
Pajak adalah iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat wajib, memaksa dan legal sehingga pemerintah mempunyai kekuatah hukum atau menindak wajib pajak yang penting memenuhi kewajiban.
c). Klasifikasi pajak
1. Pajak Objektif
2. Pajak Subjektif
3. Pajak langsung
4. Pajak tidak langsung
d). Politik Anggaran
Politik anggaran dibagi tiga :
1. Anggaran Defisit adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit
2. Anggaran Surplus adalah anggaran pemerintah lebih besar dari pengeluaran
3. Anggaran berimbang adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan penerimaan
e). Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
Ada 4 istruman kebijakan Moneter
1. Operasi pasar terbuka
2. Politik Diskonto
3. Rasio cadangan Wajib
4. Imbauan Moral
f). Tiga Keprihatian utama makro Ekonomi
1). Inflasi
2). Pertumbuhan Output
3). Pengangguran
3. Konsep dan Tujuan Makro Ekonomi
Tujuan dari Makroekonomi adalah :
1. Output tinggi lalu pertumbuhan cepat
2. Kesempatan kerja yang tinggi pengangguran terpaksa yang rendah
3. Stabilitas harga dalam pasar bebas
4. Perdagangan luar Negeri
a). Instrumen-instrumen Kebijakan
1). Kebijakan Moneter
2). Kebijakan fiskal
3). Kebijakan Ekonomi Internasional
4). Kebijakan Pendapatan
b). Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro
Sasaran makro ekonomi yang sering diperjuangkan adalah pemeliharaan kondisi Full Employment atas tenaga kerja dan sumber – sumber daya lainnya. Masyarakat selalu menuntut tingkat pengangguran yang rendah dan output yang setinggi mungkin.
4. Konsep Pemerintah dan Penawaran Agregat
a). Penawaran agregat
Adalah jumlah total barang dan jasa yang hendak di produksi dan dijual oleh kalangan usaha atau suatu negara selama periode tertentu. Penawaran agregat tergantung pada tingkat harga, kapasitas produksi perekonomian yang bersangkutan dan tingkat biaya.
b). Permintaan Agregat
Merupakan jumlah seluruh sektor berbeda yang ada dalam perekonomian yang bersedia berbelanja selama periode tertentu.
c). Kurva Penawaran dan Permintaan Agregat
Kurva penawaran dan permintaan agregat digunakan untuk membantu analisis keseimbangan makroekonomi. Dengan menggunakan penawaran dan permintaan agregat, kita bisa mengetahui bagaimana ekspentasi moneter meningkatnya output dan harga-harga.
d). Keseimbangan Makro ekonomi
Keseimbangan makro ekonomi adalah suatu kombinasi seluruh harga dan kuantitas dimana pihak penjuan dan pembeli sama – sama tidak bersedia mengubah tingkat penjualan, pembelian maupun harganya.
BAB II
PENGUKURAN OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Konsep Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional Bruto atau GNP merupakan ukuran yang paling komperhensip dari total output barang dan jasa suatu negara.
Produk Domestik Bruto atau GDP adalah seluruh barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun termasuk didalamnya ialah barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan oleh orang dan perusahaan asing.
Produk Nasional Neto ialah nilai pasar semua barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun (GNP) dikurangi penyusutan – penyusutan untuk penggunaan barang modal. Jadi NNP = GNP – penyusutan (deprecitation).
Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI), ialah semua jenis pendapatan baik yang diperolah karena berfungsi sebagai faktor produksi maupun tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara.
Pendapatan Disposibel atau Pendapatan Bersih adalah total pendapatan perseorangan yang siap dibelanjakan DI = PI – Pajak Langsung.
2. Pendekatan – Pendekatan dalam melihat GNP
Ada dua pendekatan dalam melihat GNP yaitu :
1. Pendekatan Arus Barang
Setiap tahun masyarakat mengkonsumsi barang akhir dan barang jasa akhir. Disini hanya dimasukan barang – barang yang terutama dibeli dan digunakan konsumen. Kita menggunakan penghasilan kita untuk membeli barang – barang konsumsi.
2. Pendekatan Arus Penghasilan Atau Biaya
Produk nasional bruto dirumuskan sebagai jumlah seluruh penghasilan faktor produksi (berupa gaji, upah, bunga, sewa dan laba) yang merupakan biaya untuk menghasilkan barang dan jasa akhir dalam masyarakat.
a. Perhitungan Usaha GNP
Perhitungan pendapatan produk nasional bruto dapat diperoleh dari laporan keuangan ( rugi/laba) perusahaan
b. Masalah Perhitungan Ganda
Adalah seluruh nilai barang dan jasa akhir. Produk akhir adalah produk yang diproduksi dan dijual untuk konsumsi atau investasi. Dengan pengertian itu maka nilai barang antara atau barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan barang lain atau barang-barang yang harus mengalami proses produksi lebih lanjut sebelum dimanfaatkan secara langsung oleh konsuman tidak boleh dihitung.
c. GNP Riil vs GNP Nominal : “Deflasi”
GNP Nomonal adalah hasil perhitungan GNP berdasarkan harga pasar aktual atau pada tingkat harga yang berlaku. GNP Riil adalah GNP pada tingkat harga konstan atau merupakan hasil bagi antara GNP Nominal dengan indeks harga atau deflator GNP (GNP Riil = GNP Nominal deflator GNP).
Jadi GNP Nominal menunjukan total nilai dari barang – barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun tertentu, diukur menurut harga yang berlaku setiap tahunnya. GNP Riil memperbaiki konsep GNP Nominal dengan mengukur nilai output menurut harga konstan untuk satu tahun dasar, sehingga membentuk nilai output berdasarkan harga konstan karena GNP deflator sama dengan harga GNP maka
Q = GNP Riil = GNP Nominal = PQ
Deflator GNP
BAB III
INVESTASI DAN PEMBENTUKAN MODAL
1. Investasi
Investasi adalah penambahan stok modal di suatu negara seperti bangunan, peralatan produksi dan barang – barang inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan pengorbanan konsumsi saat ini untuk memperbesar konsumsi di masa mendatang. Termasuk tindakan kita untuk tidak membelanjakan uang yang ada. Akan tetapi menurut para pakar ekonomi investasi merupakan produksi barang-barang modal tahan lama.
2. Determinasi DNP dengan faktor Pemerintah
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan konsumen terbesar, oleh karena intu dalam menghitung GNP harus mengikut sertakan nilai produk yang dikonsumsi atau diinvestasikan oleh seluruh bangsa secara kolektif. Dengan demikian kita harus memasukan barang-barang pribadi dan barang-barang yang berupa fasilitas umun.
Pengeluaran pembayaran transfer hanya memasukan pembelanjaan pemerintah terhadap barang dan jasa dan tidak memasukan pengeluaran terhadap pembayaran trasnfer.
Pembayaran transfer pemerintah adalah pembayaran pemerintak kepada individu-individu yang tidak dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai penghasilannya. Pengeluaran pemerintah berupa bantuan tunjangan kepada para pengenggur, uang pensiun, bantuan bagi anak yatim piatu atau orang cacat termasuk pembayaran transfer.
3. Kaitan Investasi Dengan Tabungan
Salah satu kaitan penting dalam perhitungan pendapatan nasional adalah kaitan antara tabungan dan investasi. Untuk mengukur investasi dapat dilakukan dengan pendekatan arus barang dan pendekatan arus penghasilan/biaya.
BAB IV
KONSUMSI DAN INVESTASI
1. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah komponen tunggal terbesar dari GNP mencangkup 66% dari pengeluaran total. Komponen utama dari konsumsi adalah perumahan, kendaraan bermotor, makanan dan pelayanan kesehatan.
Ada tiga komponen utama konsumsi :
1. Barang-barang tahan lama seperti mobil.
2. Barang-barang tidak tahan lama seperti makanan
3. Jasa-jasa seperti seperti pendidikan tinggi.
Tabungan, merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. Jadi tabungan adalah pendapatan dikurangi konsumsi.
2. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menunjukan hubungan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposibel perorangan.
Titik impas ( break even point ) terjadi bilamana tingkat pengeluaran tepat sama dengan pendapatan disposibel.
Faktor-faktor yang menentukan konsumsi adalah :
a. Pendapatan disposibel
b. Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan yang akan diterima rumah tangga
c. Kekayaan atau faktor lain, kekayaan membuktikan bahwa kekayaan yang lebih tinggi mengakibatkan konsumsi lebih tinggi.
3. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan menunjukan hubungan antara tingkat tabungan dengan tingkat pendapatan.
a. MPC ( marginal propensity to consume )
Adalah tambahan jumlah pengeluaran konsumsi oleh masyarakat sejalan dengan peningkatan pendapatan, atau tambahan konsumsi akibat naiknya pendapatan.
MPC = ^C
^ Yd
b. MPS ( marginal propensity to save )
Adalah tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan atau tambahan menabung sebagai akibat dari tambahan pendapatan.
MPS = ^S
^Yd
c. APC ( Average propensity to consume )
Atau kecenderungan mengkonsumsi rata-rata pada tingkat pendapatan nasional tertentu artinya perbandingan antara besarnya suatu konsumsi pada suatu tingakat pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri.
APC = Cn
Yn
d. PTC ( Propensity to consume )
Adalah kecenderungan untuk mengkonsumsi atau kecenderungan individu-individu untuk mengeluarkan sebagian dari pendapatan mereka untuk tujuan konsumsi.
PTC = C
Y
e. APS ( average propensity to save )
Atau kecenderungan menabunga rata-rata. Pada waktu rumah tangga mengambil tabungan, maka nilai APS negatif. Sebaliknya pada waktu pendapatan disposibelnya tidak dibelanjakan, maka APS positif. Selain itu kenaikan pendapatan disposibel akan menaikan konsumsi rumah tangga. Tetapi jika kenaikan konsumsi lebih kecil dari pendapatan disposible, maka kelebihan disposibel itu akan ditabung.
APS = S
Yd
f. PTS ( propensity to save )
Adalah kecenderungan individu untuk mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk tabungan.
PTS = S
Y
4. Fungsi Investasi
a. Fungsi Investasi
Adalah hubungan antara investasi dengan faktor yang mempengaruhinya. Ada dua peran investasi dalam makroekonomi :
1. Investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar dan tidak mudah habis, maka perubahan besar dalam investasi akan sangat mempengaruhi pernintaan.
2. Investasi mendorong terjadinya akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan lainnya, akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
b. Komponan investasi :
1. Konstruksi baru
2. Peralatan tahan lama
3. Perubahan persediaan
c. Faktor penentu Investasi
1. Hasil penjualan
2. Biaya
3. Ekspektasi
d. Kurva permintaan Investasi
Adalah hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi. Untuk mempertimbangkan investasi, perusahaan membandingkan pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal tahunan. Selisih antara biaya modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut laba, bila nlaba positif investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif, investasi rugi.
e. Pergeseran kurva permintaan investasi
Investasi dipengaruhi oleh unsur-unsur lain seperti :
1. GNP
2. Pajak
3. Ekspektasi dan perkiraan masa depan
f. MEC ( marginal effisiency of capital )
Adalah efisiensi marjinal modal yaitu bila hasi produksi yang diharapkan memberikan pendapatan yang lebih besar daripada harga untuk pembelian barang-barang modal dengan kata lain bila investasi itu menciptakan rate of return over cost atau perbandingan antara rate of return dengan biaya investasi.
g. Kurva MEC Agregatif
Adalah kurva yang menunjukan jumlah stok kapital nasional yang diinginkan masyarakat pada tingkat suku bunga. Ini berarti masyarakat menghendaki adanya pembentukan modal besar Ko.Ki
h. MEI ( marginal effisiency of investmet )
Adalah tambahan investasi marginal. Kerva permintaan investasi agregatif mempunya bentuk yang mirip dengan kurva MEC yaitu keduanya berbentuk ke kanan menurun tetapi kedua kurva tersebut berbeda. Kalau investasi merupakan pengertian flow atau aliran, tetapi kapital merupakan stok sekalipun tidak dapat dijumlahkan antara kurva MEC dan MEI tetapi kedua kurva tersebut berhubungan.
i. Jenis – Jenis Investasi
1. Investasi bruto dan investasi neto
Investasi bruto adalah tambahan barang – barang modal sebelum dikurangi penyusutan sedangkan investasi neto adalah investasi bruto dikurangi penyusutan.
2. Investasi Terpengaruh
Adalah investasi yang dilakukan sebagai akibat dari naiknya pendapatan nasional, artinya apabila pendapatan nasional meningkat akan memperbesar pendapatan masyarakat. Dengan kata lain apabila pendapatan nasional meningkat, maka investasi akan barng-barang modal akan meningkat.
BAB V
DASAR – DASAR PENAWARAN
DAN PERMINTAAN AGREGAT
1. Dasar Analisis Permintaan Agregat
Permintaan agregat adalah kuantitas output total atau agregat yang ingin dibeli pada tingkat harga tertentu, dimana hal ini konstan AD merupakan pengeluaran pengeluaran yang diinginkan oleh seluruh sektor produksi konsumsi, investasi domestik swasta, pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa ekspor neto.
Empat komponen AD :
a. Konsumsi
Ditentukan oleh pendapatan disposibel yaitu pendapatan perseorangan dikurangi pajak, selain itu dipengaruhi oleh kecenderungan pendapatan jangka panjang.
b. Investasi
Meliputi pembelian bangunan, peralatan dan akumulasi persediaan. Faktor penentu investasi adalah tingkat output, harga modal dan harapan dimasa depan. Faktor utama yang mempengaruhi investasi adalah kebijakan moneter.
c. Pengeluaran Pemerintah
Untuk barang dan jasa seperti pembelian tank, peralatan pembuatan jalan, jasa hakim maupun PNS lainnya secara agregat ditentukan langsung oleh pemerintah.
d. Ekspor Neto
Adalah nolai ekspor dikurangi nilai impor. Impor ditentukan oleh nilai domestik dan rasio antara harga domestik dan harga luar negeri serta nilai tukar dolar. Ekpor ditentukan oleh pendapatan dan output luar negeri, harga relatif serta kurs nilai tukar. Ekspor neto ditentukan oleh pendapatan domestik dan luar negeri, harga relaatif dan kurs nilai tukar.
2. Pergeseran Permintaan Agregat
Pada umumnya total pengeluaran cenderung turun karena tingkat harga naik dimana hal lain konstan. Tetapi bila hal lain cenderung berubah akan menghasilkan perubahan permintaan agregat.
3. Dasar Analisis Penawaran Agregat
Penawaran agregat merupakan pusat sentral perekonomian jangka panjang dan jangka pendek.
Dalam jangka pendek interaksi antara penawaran agregat dan permintaan agregat menentukan output, pengangguran dan pemanfaatan kapasitas seperti dorongan terhadap inflasi.
Dalam jangka panjang satu dekade atau lebih, penawaran agregat merupakan faktor utama dibelakang pertumbuhan ekonomi.
Penawaran agregat berhubungan dengan total output nasional yang diinginkan produksi dan dijual oleh dunia usaha pada satu tahun tertentu untuk setiap harga dimana hal lain dianggap konstan.
BAB VI
MODEL PENGGANDAAN
(MULTIPLIER)
1. Model Penggandaan Dasar
Model penggandaan menjelaskan bagaimana goncangan-goncangan terhadap investasi, perdagangan luar negeri dan pajak pemerintah dan kebijakan-kebijakan pengeluaran dapat mempengaruhi output dan pengamgguran.
Lebih dari itu penggandaan menjelaskan bagaimana permintaan agregat bekerja dengan menunjukan bagaimana sebenarnya interaksi antara konsumsi, investasi dan variabel lainnya menentukan permintaan agregat.
a. Penentuan Output dengan tabungan Investasi
Skedul konsumsi dan tabungan didasarkan pada anggaran keluarga yang berbeda kekayaan mereka seterusnya.
b. Jumlah yang Direncanakan Vs Aktual
Hal ini menunjukan adanya perbedaan antara jumlah konsumsi dan investasi yang diinginkan pada fungsi konsumsi atau skedul permintaan investasi tertentu.
Perbedaaan itu menekankan bahwa GNP berbeda dalam ekulibium hanya pada saat perusahaan dan konsumsi berbeda dalam skedul pengeluaran dan investasi yang diinginkan mereka. Tetapi investasi kadang-kadang berbeda dari investasi yang direncanakan, apabila penjualan aktual tidak sama dengan penjualan yang direncanakan maka konsekwensinya perusahaan akan menghadapi pengurangan persediaan yang tidak diinginkan. Hanya pada saat output seperti pengeluaran yang direncanakan pada C+1 sama dengan output yang direncanakan, pendapatan atau pengeluaran.
c. Analisi Atritmetika
Contoh aritmetika dapat menolong kita untuk menunjukan mengapa tingkat output ekulibium terjadi pada saat pengeluaran yang direncanakan sama dengan output yang direncanakan.
d. Penggandaan ( Multiplier )
Adalah bagian pengali perubahan investasi untuk menentukan perubahan output. Analisis penggandaan hanya dapat diterapkan pada situasi dimana output lebih kecil dari nilai potensialnya yaitu dimana terdapat sumberdaya mengenggur. Pada saat terdapat sumberdaya menganggur, peningkatan permintaan agregat akan meningkatkan outptut. Sebaliknya apabila perekonomian berproduksi pada tingkat potensial maksimum tidak ada peluang untuk meningkatkan output pada saat permintaan agregat meningkat.
Jadi modal penggandaan tidak dapat diterapkan pada masa kerja penuh karena pabrik-pabrik bekerja pada kapasitas penuh dan seluruh pekerja dipakai. Kenyataan ini menekankan bahwa model penggandaan hanya dapat diterapkan pada perekonomian dengan sumberdaya menganggur.
2. Kebijakan Fiskal dalam Model Penggandaan
Salah satu instrumen yang dipakai pemerintah untuk melinakan siklus usaha adalah kebijakan fiskal yang mencangkup pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa, pajak serta transfer. Model penggandaan paling sederhana dapat menunjukan bagaimana terdapat sumberdaya yang menganggur, perubahan pada G dan T dapat mempengaruhi tingkat output nasional.
a. Dampak Pajak Terhadap Permintaan Agregat
Keniakan pajak berarti menurunkan pendapatan disposibel, dengan penurunan pendapatan disposibel berarti kita harus mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Jika pengeluaran investasi dan pemerintah tetap pada jumlah yang sama, maka penguranga konsumsi akan menurunkan kesempatan kerja. Dengan demikian dalam model penggandaan pajak yang tinggi tanpa peningkatan pengeluaran pemerintah cenderung mengurangu GNP Riil.
b. Penggandaan Kebijakan Fiskal
Investasi, pajak dan pengeluaran pemerintah merupakan arus pengeluaran otonom yang berinteraksi dengan pengeluaran konsumsi indeuksi untuk membentuk ekulibium output nasional.
3. Penetapan Output Perekonomian Terbuka
Tidak ada satupun negara yang dapat mencukupi kebutuhannya sendiri, setiap negara dalah negara yang perekonomiannya terbuka melakukan perdagangan barang dan jasa dengan negara lain, mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah oleh negara lain.
Faktor keempat GNP adalah ekspor neto, yaitu ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa, total pengeluaran dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam negeri ditambah pembelian oleh pemerintah untuk barang dan jasa.
Jadi untuk menghitung seluruh permintaan suatu negara tarhadap barang dan jasa, kita harus memasukan permintaan luar negeri selain permintaan dalam negeri, sehingga bisa diketahui seluruh pengeluaran warga negara suatu negara yang pengeluaran dalam negeri ditambah penjualan kepada orang asing dikurangi pembelian dalam negeri dari orang asing.
a. Faktor – faktor Penentu Ekspor Neto
Komponen ekspor neto adalah ekspor dan impor. Impor sangan dipengaruhi oleh:
1. Pendapatan output yang mengimpor
2. Pilihan antara barang impor dan barang dalam negeri berkaitan dengan relatif kedua barang tersebut.
b. Ekspor adalah cerminan terbaik dari impor :
1. Ekspor suatu negara adalah impor negara lainnya, oleh karena itu ekspor dan impor suatu negara tergantung dari pendapatan dan output dari mitra dagang negara tersebut.
2. Apabila output luar negeri meningkat, atau nilai tukar terhadap mata uang negara menurun, maka volume dan nilai ekspor suatu negara cenderung meningkat.
c. Kecenderungan Marginal untuk Mengimpor serta Garis Pengeluaran
Kecenderungan marginal untuk mengimpor adalah peningkatan dalam nilai dolar untuk impor setiap $1 peningkatan GNP.
Dunia usaha cenderung melakukan investasi yang lebih banyak untuk meningkatkan kapasitas pada output yang lebih tinggi. Kebocoran dan arus pengeluaran induktif akan mengubah kemiringan penggandaan dalam suatu perekonomain.
BAB VII
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran Makro Ekonomi mengajarkan kepada kita tentang perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan.
Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
1. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
4. Ekspor dan impor
Dan Tujuan dari Makroekonomi adalah :
1. Output tinggi lalu pertumbuhan cepat
2. Kesempatan kerja yang tinggi pengangguran terpaksa yang rendah
3. Stabilitas harga dalam pasar bebas
4. Perdagangan luar Negeri
2. SARAN-SARAN
Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 1985. Teori - Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE.
Richard G.lipsey, peter O.Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi Jilid 1,2.Edisi ke enam, Jakarta. Rineka Cipta
Sadono Sukirno. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika
Soediyono R, 1981. Ekonomi Makro Jilid 1,2. Yogyakarta. Liberty.
Samuelson. 1982. Ekonomi Makro. Jakarta. Erlangga
................,. 1985. Ekonomi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Winardi. 1987. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Bandung. Alumi
Sumber : http://juniarari.blogspot.com/2011/11/makro-ekonomi.html
Thanks for reading , hope usefull :)
Follow me, and leave comments :))
Selasa, 21 Mei 2013
Let me introduce my self :)
Guys .. Lama buat blog tapi kok belum perkenalan yahh ?? -_-
Ohkay, Nama saya Siti Solichah, umur saya 17 tahun :D (ntar tgl 24 mei 2013 umurku 18 tahun . hehe) saya sekarang lagi menunggu pengumuman kelulusan yang tinggal 3 hari lagi itu (PENGUMUMAN TGL 24 MEI 2013 = MY BIRTHDAY :o ) keren bgt yaaaaaak :D
doakan semoga saya bisa lulus UN dengan nilai yng memuaskan dan membanggakan . amien :) Itu akan menjadi kado yg sangat indah ^.^
sampai saai ini saya masih stay tune di SMK N 3 JEPARA, kelas 12 AKUNTANSI 1 .
Saya muslim, saya sayang sekali sama kedua orang tua saya dan juga kakak lelaki saya . always try to be the best for ITALIA, GLX 39, twin, zul, nara, aros, mami ella, rika unt, ades, elokonyong, jae, dan semua teman teman terkasih saya :)
Saya beliebers, Directioners :D have crush on lagu "STEREO HEART" :3
saya ini lagi kerja magang di warnet, sembari menunggu pengumuman dan juga belajar untuk persiapan kedepan melanjutkan sekolah . Bismillah semoga saya diterima kuliah di PTN yang saya tuju . Amien :)
Doain yaa :D hehe
I think enough . thank you very much for visiting . God bless you :)
PEACE :Dv
PEACE :Dv
Ohkay, Nama saya Siti Solichah, umur saya 17 tahun :D (ntar tgl 24 mei 2013 umurku 18 tahun . hehe) saya sekarang lagi menunggu pengumuman kelulusan yang tinggal 3 hari lagi itu (PENGUMUMAN TGL 24 MEI 2013 = MY BIRTHDAY :o ) keren bgt yaaaaaak :D
doakan semoga saya bisa lulus UN dengan nilai yng memuaskan dan membanggakan . amien :) Itu akan menjadi kado yg sangat indah ^.^
sampai saai ini saya masih stay tune di SMK N 3 JEPARA, kelas 12 AKUNTANSI 1 .
Saya muslim, saya sayang sekali sama kedua orang tua saya dan juga kakak lelaki saya . always try to be the best for ITALIA, GLX 39, twin, zul, nara, aros, mami ella, rika unt, ades, elokonyong, jae, dan semua teman teman terkasih saya :)
Saya beliebers, Directioners :D have crush on lagu "STEREO HEART" :3
saya ini lagi kerja magang di warnet, sembari menunggu pengumuman dan juga belajar untuk persiapan kedepan melanjutkan sekolah . Bismillah semoga saya diterima kuliah di PTN yang saya tuju . Amien :)
Doain yaa :D hehe
I think enough . thank you very much for visiting . God bless you :)
PEACE :Dv
PEACE :Dv
Senin, 20 Mei 2013
Ekonomi ; Struktur Pasar
Struktur pasar merupakan penggolongan pasar berdasarkan strukturnya. Struktur pasar dibagi kedalam beberapa bagian yaitu :
* Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Contohnya pasar kenari yang semuanya menjual peralatan listrik. Walaupun menjual barang yang sama, pasar ini tidak akan bangkrut karena setiap orang dari seluruh daerah akan mencari peralatan listrik dipasar itu.
* Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri dari :
1. Pasar Monopoli yaitu hanya terdiri satu penjual yang menguasai pasar. Contoh PLN.
2. Pasar Oligopoli yaitu pasar yang dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
3. Pasar Duopoli yaitu memiliki karakteristik yang sama dengan oligopoli, namun pada pasar duopoli hanya ada dua perusahaan.
4. Pasar Persaingan Monopolistik yaitu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
5. Pasar Monopsoni yaitu jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli. Contoh : PT.KAI karena merupakan satu-satunya pembeli peralatan kereta.
Pertanyaan yang diajukan mengenai perusahaan internasional yang mendominasi di Indonesia seperti KFC apakah akan menimbulkan kerugian bagi negara karena pasarnya dikuasai oleh pasar Internasional, menurut penjelasan yang didapat yaitu tidak sama sekali. Walaupun perusahaan asing, KFC yang berada di Indonesia merupakan milik orang Indonesia dan dikelola sendiri karena mereka telah membeli frenchisenya yaitu berupa nama perusahaan dan resep masakannya dan nanti pajaknya juga tetap dibayarkan kepada negara tanpa membagi dua kepada KFC.
sumber : http://komanganombudiutama.blogspot.com/2012/03/resume-materi-struktur-pasar.html
Thanks for reading, hope usefull :)
Follow me, and leave comments :D
* Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Contohnya pasar kenari yang semuanya menjual peralatan listrik. Walaupun menjual barang yang sama, pasar ini tidak akan bangkrut karena setiap orang dari seluruh daerah akan mencari peralatan listrik dipasar itu.
* Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri dari :
1. Pasar Monopoli yaitu hanya terdiri satu penjual yang menguasai pasar. Contoh PLN.
2. Pasar Oligopoli yaitu pasar yang dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
3. Pasar Duopoli yaitu memiliki karakteristik yang sama dengan oligopoli, namun pada pasar duopoli hanya ada dua perusahaan.
4. Pasar Persaingan Monopolistik yaitu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
5. Pasar Monopsoni yaitu jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli. Contoh : PT.KAI karena merupakan satu-satunya pembeli peralatan kereta.
Pertanyaan yang diajukan mengenai perusahaan internasional yang mendominasi di Indonesia seperti KFC apakah akan menimbulkan kerugian bagi negara karena pasarnya dikuasai oleh pasar Internasional, menurut penjelasan yang didapat yaitu tidak sama sekali. Walaupun perusahaan asing, KFC yang berada di Indonesia merupakan milik orang Indonesia dan dikelola sendiri karena mereka telah membeli frenchisenya yaitu berupa nama perusahaan dan resep masakannya dan nanti pajaknya juga tetap dibayarkan kepada negara tanpa membagi dua kepada KFC.
sumber : http://komanganombudiutama.blogspot.com/2012/03/resume-materi-struktur-pasar.html
Thanks for reading, hope usefull :)
Follow me, and leave comments :D
Langganan:
Postingan (Atom)