Pages

Sabtu, 18 Mei 2013

Biosfer - Lingkungan Hidup

Pengertian Biosfer

Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya kehidupan di bumi. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing di biosfer untuk tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat hidup itu disebut habitat, yaitu tempat hidup suatu organisme. Tempat hidup dengan unsurunsurnya beserta makhluk hidup yang tinggal di suatu kawasan secara keseluruhan akan membentuk sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Sistem kehidupan di biosfer yang sebesar bumi secara umum dibagi menjadi ekosistem daratan (terrestrial ecosystem), ekosistem laut (marine ecosystem), dan ekosistem air tawar (fresh water ecosystem).

Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana individu ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks. tingkatan ekologis tersebut adalah :
1. Organisme (Individu) adalah suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
2. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembangbiak pada suatu daerah
tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di
Ujung Kulon.
3. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu
4. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling memengaruhi.
5. Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah:
1. elevasi dan morfologi
Suatu tempat memiliki ketinggian tertentu bila dihitung dari permukaan air laut (0 m). Semakin kearah pegunungan semakin tinggi tempat tersebut inilah yang disebut dengan elevasi. sedangkan morfologi adalah bentuk bentang alam atau kondisi relief yang berbentuk pegunungan, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lereng, jurang, dsb.
Pengaruh elevasi dan morfologis terhadap persebaran flora dan fauna adalah semakin tinggi letak suatu tempat akan memiliki kecendrungan suhu yang semakin rendah serta kelembaban udara dan curah hujan yang tinggi. Kondisi elevasi dan morfologi ini menyebabkan flora dan fauna memiliki adaptasi lingkungan sesui dengan karakteristik flora dan fauna tersebut. Contohnya kelapa sawit, kelapa, padi dan tebu lebih sesuai hidup di dataran rendah, sedangkan pohon pinus, teh dan bunga lonceng lebih sesuai hidup di dataran tinggi.

2. Letak lintang Geografis
Letak lintang suatu tempat, yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin. ada kecendrungan makin besar akan semakin sedikit variasi flora dan fauna yang dapat hidup, walaupun ada pengecualian di daerah padang pasir yang secara fisik tidak dapat memenuhi syarat kehidupan dalam jumlah yang relatif banyak

3. Klimatologis


Kondisi iklim yang memiliki kelembaban udara cukup tinggi dan penyinaran matahari yang relatif banyak menyebabkan penyebaran flora dan fauna relatif cukup besar. Dilain pihak pada wilayah yang memiliki kelembaban udara cukup rendah dan suhu sangat rendah (padang pasir) ataupun suhu sangat rendah (kutub) akan menyebabkan penyebaran flora dan fauna yang relatif sedikit


4. Kesuburan tanah
Kondisi tanah yang subur secara ideal apabila terdiri atas 45% unsur anorganik, 5% unsur organik, 25% unsur air dan 25% unsur udara. Komposisi unsur tanah pada umumnya mampu memberikan kebutuhan dasar tanaman walaupun kebutuhan masing-masing tumbuhan berbeda-beda. Pada kawasan tanah yang subur seperti tanah vulkanis, tufa vulkanis, podzol, margalit, alluvial terdapat berbagai jenis vegetasi disertai dengan jenis serangga dan unggas. Sedangkan pada tanah yang kurang subur seperti tanah laterit, terarosa, dan kapur flora dan fauna kurang berkembang dengan baik.


Persebaran Fauna di Dunia

Fauna , dari bahasa Latin , atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora / Nabatah . Nabatah, alam hewan dan bentuk kehidupan lain sepertifungi dalam suatu kesatuan disebut biota . Penulisan Nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan nama geografis , misalnya alam hewan transisi , alam hewan Asia atau alam hewan Australia


Subdivisi fauna
Epifauna, Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atau tanah.

Infauna, Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di permukaannya. Biasanya, hewan infauna semakin jarang ditemukan seiring bertambahnya kedalam air dan jaraknya dari garis pantai.
Microfauna, Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil (biasanya termasuk hewan-hewan protozoa dan hewan yang sangat kecil, seperti rotifera).

Makrofauna, Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang tubuhnya lebih dari atau sama dengan satu milimeter.

Megafauna, Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu. Misalnya, megafauna Australia.

Meiofauna, Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang hidup di air tawar dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan sebagai kumpulan organisme yang lebih besar dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa melewati saringan berukuran 1 mm, tapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45 μm (ukuran dapat berbeda-beda berdasarkan researcher).

Mesofauna, Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar, seperti arthropoda, cacing tanah, and nematoda.

Lain-Lain
Meliputi avifauna, yang berarti "fauna unggas" dan piscifauna (atau ichthyofauna), yang berarti "fauna ikan".

Persebaran Fauna di Dunia

Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace(1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban, dll). Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu:


Zona Australis

Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.[1]


Zona Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika dari sebelah selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse, jerapah,mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, dan mamalia pemakan serangga yaitutrenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,kelelawar, dan anjing.[2]


Zona Neartik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, danGreenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison, muskox, caribou, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti kelinci,kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.[3]


Zona Neotropik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.[4]


Zona Oriental
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau.[5]


Zona Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah sekitar kutub utara sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di cina, unta di afrika utara, binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.[6]


Flora


Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatahJawa, nabatah Asia atau nabatah Australia.
Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikroba.

Persebaran Flora di Dunia

Berikut macam-macam bioma di bumi yang diklasifikasikan ke dalam 7 bioma yaitu:

1. Hutan hujan tropis (tropic rain forest)
2. Hutan gugur (decidous forest)
3. Tundra
4. Taiga (boreal forest)
5. Sabana (savana)
6. Padang Rumput (stepa)
7. Gurun (desert)


Pada tahun 1889, Clinton Hart Merriam, seorang peneliti biologi alam berpendapat bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah di pengaruhi oleh suhu. Kemudian dapat dibuktikan adanya faktor kelembaban ternyata lebih berperan daripada faktor suhu. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Sebaliknya, semakin kita bergerak ke daerah dengan curah hujan rendah tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan kecil, padang rumput dan akhirnya kaktus atau tanaman padang pasir. Komunitas flora secara umum di dunia dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

* Hutan, tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar
* Padang rumput, tumbuhan utama adalah rumput
* Gurun, tumbuhan utama adalah kaktus.

Setiap jenis komunitas tumbuhan tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa jenis komunitas. Berikut ini adalah macam-macam komunitas organisme tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang (yang berarti pola penurunan suhunya) dalam pembagian zona menurut suhu.

Hutan tropis
Di daerah hutan basah tropika terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan, yang mungkin berbeda dengan yang lain. Hutan-hutan basah tropika di seluruh dunia mempunyai persamaan. Sepanjang tahun hutan cukup mendapatkan air dan keadaan alamnya memungkinkan terjaginya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut kompleks. Misalnya, terdapat di daerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Papua, Afrika Tengah dan Amerika Tengah. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutantersebut secara langsung. Kelembaban selalu tinggi dan tetap dengan rata-rata 25 °C. Pada hutan bawah tropika selain pepohonan yang tinggi, terdapat tumbuhan yang khas yaitu liana dan epifit. Rotan adalah jenis liana, sedangkan anggrek adalah jenis epifit.[1]

Hutan gugur

Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut:

* Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
* Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
* Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara pohon-pohonnya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.[2]


Padang rumput

Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti yang terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai 3 meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama. Padang rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut:

* Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil
* Praire (padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
* Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
* Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah.[3]



Padang gurun

Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Keadaan alam dari padang rumput kearah gurun biasanya makin jauh makin gersang. Curah hujan rendah yaitu sekitar 250 mm per tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan terjadi penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40 °C. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Tumbuhan yang dapat hidup menahun di gurun adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat. Pada umumnya, tumbuhan tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon. Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi pada musim berikutnya.[4]

Taiga

aiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutama pohon picia, alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara (Siberia Utara, Rusia, Amerika Tengah dan utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.[5]

Tundra

Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan di daerah lingkungan kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang dan gelap dan musim panas yang panjang dan serta terang terus menerus. Daerah tundra di kutub dapat ini dapat mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23½°LU/LS. Di daerah ini tidak ada pohon yang tinggi, kalau ada pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichens(lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim pertumbuhan, pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan yang dingin sehingga akan tetap hidup meskipun dalam keadaan beku.[6]

Persebaran Flora Di Indonesia
Hutan Musim
Hutan musim terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.[7]

Hutan Hujan Tropis
Hutan ini terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia, hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.[8]

Sabana
Sabana terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.[9]

Stepa
Stepa adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur. Stepa sangat cocok untuk peternakan.[10]

Hutan Bakau atau Mangrove
Hutan bakau tumbuh di dekat pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Jawabagian utara, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.[11]





Sumber : http://herynalom.blogspot.com/2012/07/biosfer.html



Thanks for reading :D hope usefull, and leave a comments :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar